Aliran Sesat Berkembang di Kerinci

Aliran Sesat Berkembang di Kerinci

Ulama dan Umaro Perlu Bersikap

KERINCI  - Bupati Kerinci H Murasman mengungkapkan bahwa di Kabupaten Kerinci kini terdapat aliran sesat yang meresahkan warga. Aliran tersebut memiliki nabi setelah nabi Muhammad SAW.

Hal ini disampaikannya dalam rapat koordinasi Kepala Desa se Kabupaten Kerinci di ruang Pola Bupati Senin (4/2) kemarin. Menurut Bupati, aliran tersebut berada di Desa Sako Duo, Kecamatan Kayu Aro, kemudian Desa Sungai Lintang, Kecamatan Kayu Aro, lalu Kebun Baru dan  di Kecamatan Gunung Raya.

“Mereka punya nabi sendiri setelah Nabi Muhammad. Shalatnya cukup dua kali dalam sehari hanya dua rakaat, pagi untuk menghapuskan dosa malam, terus shalat malam untuk menghapuskan dosa disiang hari,” ungkapnya.

Terkait hal ini pihaknya telah membentuk tim lintas agama untuk membubarkan aliran tersebut.

‘’Ada tim antar agama untuk membubarkan aliran ini, sudah bekerja,” ujarnya.

Dia berharap kepala desa dan camat memantau dan mengawasi berkembangnya aliran sesat di wilayahnya. “Aliran seperti ini  tidak sesuai dengan agama dan harus dilarang,” tegasnya.

Kepala Kanwil Kemenag Provinsi Jambi, Drs H Mahbub Daryanto MpdI mengatakan akan meneliti  ajaran ini. Dan pihaknya menganjurkan kepada mereka yang sesat tersebut untuk bertobat kembali ke jalan yang benar.

‘’Jika terjadi penodaan agama, akan kita tindak berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Di tingkat Kabupaten/Kota ada tim PAKEM,’’ sebutnya.

Pengamat Teologis Islam, Dr H Hermanto Harun mengatakan, salah satu penyebab munculnya aliran sesat ini, yakni banyaknya mereka yang beragama tidak mengambil dari sumbernya. Selama ini beragama hanya fanatisme.

‘’Agama hanya mengikut saja, yakni sebagai taqlid saja. Sehingga tidak mengambil sumber yang aslinya,’’ tuturnya.

Penyebab kedua yakni, dangkalnya akhlak para pengikut aliran sesat ini dalam memahami agama. Masyarakat kelompok ini sering berlaku syock memahami, tapi tidak beragama dengan baik.

‘’Mereka hanya sekadar ikut-ikutan saja,’’ sebutnya.

Dalam perspektif teologi Islam, katanya, kehancuran Islam datang dari dalam Islam itu sendiri. Jika ada indikasi, pengrusakan dari luar Islam, itu  sangat mungkin terjadi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: