>

Demokrat Tunggu SBY

Demokrat Tunggu SBY

Kirim SMS dari Makkah, Anas Tak Disebut

JAKARTA-Kedatangan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ke tanah air sedang ditunggu-tunggu kalangan Partai Demokrat. Sejumlah tokoh senior partai yang beberapa hari terakhir menggulirkan pelengseran Anas Urbaningrum dari posisi ketua umum, siap langsung menjemput ketua Dewan Pembina PD itu.

                \"Kita serahkan saja pada SBY, beliau pasti tahu apa yang perlu dilakukan,\" kata anggota Dewan Pembina Syarief Hasan di komplek parlemen Jakarta kemarin (6/2). Dia datang ke gedung DPR dalam kapasitas sebagai menteri koperasi dan UKM terkait agenda rapat kerja dengan Komisi VI.

                Saat disinggung respons Anas Urbaningrum yang terkesan santai menanggapi desakan pelengseran dirinya, sekretaris Setgab Koalisi Pemerintahan itu enggan menanggapi. \"Saya hanya dalam posisi meminta SBY turun tangan mengangkat elektabilitas partai. Saya percaya SBY punya pengalaman untuk itu. Kita tunggu saja besok sore (hari ini, Red),\" tandas Syarief.  

                Kemarin, tepat sehari sebelum kepulangan, SBY berkirim pesan pendek  dari Mekkah ke sejumlah petinggi partai. Di antaranya isinya, SBY terus memohon petunjuk dan pertolongan Allah SWT selama berada di tanah suci. Yaitu, agar Demokrat segera dibebaskan dari berbagai cobaan berat yang dihadapi saat ini.

      Namun, dari pesan pendek yang kemudian menyebar luas itu, ada hal yang ganjil. Ketua umum DPP PD Anas Urbaningrum tidak disebut secara eksplisit sebagai pihak yang dituju untuk SMS itu. Malah, sekjen Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) justru yang disebut.

      Bahkan, bersama sekretaris dewan pembina, sekretaris dewan kehormatan, dan ketua Fraksi PD DPR, sekjen juga termasuk yang diminta menyebarluaskan SMS itu ke semua kader di seluruh tanah air. \"Iya itu SMS-nya Pak SBY, saya juga terima,\" kata Syarief saat dikonfirmasi.    

                Menurut rencana, SBY akan tiba di Jakarta hari ini. Dia akan bertolak dari Kairo menuju Jakarta sekitar pukul 22.00 waktu setempat. Sehingga diperkirakan tiba di Bandara Halim Perdana Kusuma Jakarta siang ini pukul 13.40 WIB. Kemungkinan besar, SBY akan langsung menggelar konferensi pers terkait upaya penyelamatan Partai Demokrat.

      Terpisah, Wakil Ketua Dewan Pembina PD Marzuki Alie menyarankan agar Anas sebagai ketua umum berinisiatif mengumpulkan para petinggi partai untuk memecahkan masalah-masalah yang sedang dihadapi Demokrat terkini. Terutama, terkait merosotnya suara partai dalam sejumlah survei terakhir.

                Bersama beberapa pengurus DPP, dia meminta agar Anas mengundang Dewan Pembina, Majelis Tinggi, dan Dewan Kehormatan untuk duduk bersama. \"Insyaallah nanti ada solusinya. Itu saja yang saya himbau pada Mas Anas, agar jangan seolah-olah ada perpecahan antara wanbin, wanhor, dengan DPP PD. Sesegera mungkinlah kalau bisa,\" katanya.

                Menurut dia, pertemuan petinggi partai diperlukan untuk membahas konsolidasi dan menyelesaikan masalah-masalah yang sedang dihadapi. \"Memang sejak pemilu yang lalu elektabilitas PD terus turun. Ini yang harus dicari solusinya. Nah, solusinya bermacam-macam,\" kata ketua DPR tersebut.

                Lantas, seperti apa solusinya\" Marzuki enggan mengungkap secara gamblang pandangannya. \"Yang penting menurut saya, mari kita cari bersama-sama jalan keluarnya,\" ucapnya.

      Terpisah, pengamat komunikasi politik, Effendy Ghazali berpendapat kalau PD saat ini ada di posisi reaktif. Partai tersebut terkesan iri dengan tanggapnya presiden PKS yang sigap mundur ketika tersandung masalah. Menjadi alasan bagi kubu yang kontra dengan Anas Urbaningrum agar sang ketua umum mengikuti jejak Lutfi Hasan Ishaaq.

      Namun, menurut Effendy, Anas dan pendukungnya mempunyai nilai tawar yang tinggi. Yakni, status Anas Urbaningrum yang hingga kini belum dipastikan KPK sebagai tersangka. Jika KPK tak segera memastikan kondisi Anas dalam kasus Hambalang, PD bakal terus tersandera. \"Selama belum ditentukan menjadi tersangka, Anas punya hak untuk bertahan,\" tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: