Keberangkatan Jamaah Umrah Tertunda

Keberangkatan Jamaah Umrah Tertunda

MUARA BUNGO – Sebanyak 56 orang Galon Jamaah Umrah tertunda berangkat. Mereka terpaksa mengurungkan berangkat hingga waktu yang belum ditentukan. Penundaan ini merupakan dampak dari kesalahan pihak travel Firma Dewi dalam membaca jadwal keberangkatan.

Ratusan orang keluarga jamaah bahkan sudah menunggu di Bandara Muara Bungo. Namun pada pukul 15.30, keluar jamaah ini terpaksa membubarkan diri. Karena jamaah dipastikan tidak jadi berangkat.

Kepala Bandara, Joko Sudarso, mengatakan kesalahan bukan dari pihak bandara. Menurutnya juga bukan kesalah dari maskapai Aviastar. “Murni karena pihak travel salam membaca jadwal,” ujar Joko yang ditemui di bandara, Minggu sore.

Pihak travel sempat mencari pesawat lain, yakni Pelita Air. Namun pesawat Pelita tidak dapat mendarat di bandara Muara Bungo. Sehingga calon jamaah direncanakan akan diberangkatkan dengan menggunakan bus ke Jambi.

Namun rencana ini pun harus dibatalkan. Pasalnya setelah diperhitungkan, waktu untuk memberangkatkan jamaah ke Arab Saudi tidak dapat dikejar. Alasannya karena maskapai Qatar Airways, yang memberangkatkan dari Jakarta – Jeddah tidak dapat menunda terbang dari Jakarta.

H.Abdul Azis, pemilik Firma Rani Travel, mengakui hal itu merupakan kesalahannya. Ia mengatakan dalam jadwal yang ia pegang, berangkat dari Jakarta hari Senin (11/2) pukul 00.25 WIB. Kesalahan mengartikan jadwal inilah yang membuat calon jamaah tidak jadi berangkat.

“Murni kesalahan dari kami. Itu sudah dijelaskan dengan calon jamaah. Alhamdulillah mereka mau mengerti dan menerima dengan baik,” ujarnya.

Ia juga mengatakan, sudah berupaya maksimal mengejar waktu akibat salah membaca jadwal tersebut. Ia sudah deal mencarter pesawat Pelita Air dengan harga Rp 250 juta untul rute Jambi-Jakarta.

“Namun perhitungan waktu memang sangat tidak memungkinkan. Kecuali jika pesawat dari Jakarta mau menunda terbang ke Jedah sekitar dua jam,” ujarnya lagi.

Azis mengatakan, pihaknya akan mencari jadwal lain yang tepat. Resikonya adalah ia tidak mungkin lagi meminta uang transport kepada jamaah. Melainkan harus ditanggungnya sendiri.

H. Azis mengatakan ia menyikapi hal itu sebagai sebuah ujian dari Allah. “Kami terima dengan lapangan dada. Semua datang dan kembali kepada Allah,” ujar Azis.

(fth)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: