Dasniar Ceburkan Diri ke Air Panas Semurup

Dasniar Ceburkan Diri ke Air Panas Semurup

Diduga Karena Sakit Berkepanjangan

KERINCI - Diduga tidak tahan dengan sakit yang dideritanya, Dasniar binti Safaat (48), warga RT 2, Desa Air Panas, Kecamatan Air Hangat Barat, Kabupaten Kerinci rela mengakhiri hidupnya dengan menceburkan dirinya kedalam sumber air panas (Gao) Semurup sekitar pukul 03.30 WIB Senin (11/2) dini hari kemarin. Informasi yang diterima, ibu rumah tangga (IRT) ini sudah lama berniat untuk mengakhiri hidupnya di air panas Semurup yang lokasinya tak jauh dari rumah korban.

 Kapolres Kerinci AKBP Ismail melalui Kapolsek Air Hangat, Ipda Supardin Noer saat ditemui dikantornya mengatakan, pengakuan suami korban, Matarudin (50) sekitar pukul 03.00 WIB Senin (11/2) kemarin korban masih tidur disampingnya. Namun setengah jam setelah itu korban tidak lagi berada disampingnya.

 

Karena Matarudin pernah mendengar isterinya berkata akan mengakhirnya hidupnya di air panas Semurup, Matarudin pun langsung berpikiran isterinya berada di air panas Semurup.  Matararudin pun mengumpulkan keluarganya dan langsung menuju air panas Semurup.

 

Benar saja sesampainya mereka di lokasi air panas Semurup, tepatnya di Gao Luluk Matarudin dan keluarganya menemukan Dasniar dalam kondisi tak bernyawa lagi didalam Gao Luluk. “Setelah itu keluarga membawa korban kerumah dengan kondisi tubuh melepuh,” ungkap Kapolsek.

 

Informasi yang dikumpulkan pihak Kepolisian dilapangan dari masyarakat bahwa korban memang menderita penyakit liver sudah sejak lama. Korban pun sudah berobat kemana-mana, tapi tidak kunjung sembuh. “Diduga karena putus asa tidak juga sembuh korban mengakhiri hidupnya,” katanya.

 

Menurut Kapolsek, pengakuan suami korban, isterinya sudah pernah terucap mau bunuh diri di Gao Semurup. “Kita sudah panggil keluarga korban dan tokoh masyarakat. Mereka meminta agar polisi tidak curiga dengan kejadian ini dan jenazah korban tidak perlu divisum dan diotopsi. Mereka menyatakan kejadian ini murni bunuh diri, karena menderita sakit yang telah lama,” ujarnya.

 

Karena tidak ingin diselediki kasusnya, pihak Polsek membuat surat pernyataan dengan pihak keluarga korban yang isinya bahwa korban murni bunuh diri. “Korban sudah dikebumikan siang kemarin juga,” pungkasnya.

Insiden bunuh diri juga terjadi di daerah Batanghari. Pada hari Senin, (11/2) di RT 20 Kelurahan Sridadi Kecamatan Muara Bulian, Kabupaten Batanghari telah diketemukan orang meninggal dengan kondisi tergantung di pohon karet. Korban adalah Suwito bin Mardi (40), diketemukan sudah tergantung di belakang rumahnya sekira pukul 06.00 WIB.
Korban diketahui keluar rumah semenjak pukul 00.00 WIB dan tidak kembali sehingga dicari warga. Hasil otopsi tidak diketemukan tanda-tanda kekerasan di tubuh korban.


Kapolsek Muara Bulian, AKP Mas Edy ketika dikonfirmasi melalui via ponselnya membenarkan telah diketemukan orang meninggal dengan kondisi tergantung.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: