BPK Bisa Audit Kinerja RSUD RM
JAMBI- Kinerja dari Rumah Sakit Umum Daerah Radden Mattaher (RSUD-RM) bisa diusut oleh Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK-RI). Namun sebelumnya, harus ada terlebih dahulu permohonan untuk dilakukan audit kinerja itu oleh DPRD Provinsi Jambi.
Djatu Aprilia, Humas BPK RI Perwakilan Jambi kemarin menjelaskan, pihak BPK bisa saja turun ke rumah sakit untuk mengaudit kinerja dari RS tersebut. “Melihat kasus-kasus yang sudah terjadi belakangan, audit kinerja itu bisa saja dilakukan. Namun tidak bisa langsung, harus ada permintaan audit kinerja oleh DPRD,” katanya singkat.
Terpisah, Ketua Komisi IV DPRD Provinsi Jambi, Gusrizal, saat dikonfirmasi oleh sejumlah wartawan kemarin mengaku tertarik dengan hal tersbeut. Jika memang diperlukan, katanya, pihaknya akan meminta pihak BPK untuk melakukan audit kinerja.
“Memang kita tak bisa lihat kasus per kasus sebagai alasan penilaian secara keseluruhan dari rumah sakit itu. Namun yang jelas, memang ada masalah di rumah sakit itu. Maka perlu dilakukan audit Kinerja,” tegasnya saat kebetulan bertemu di Dinas Pendidikan Provinsi Jambi, kemarin.
Sementara itu, berdasarkan berita harian ini sebelumnya, Djarizal, Direktur Pelayanan RSUD RM mengaku belum mendapatkan laporan mengenai ada bayi pasien ODHA yang meninggal. Dugaan sementara akibat lambannya penanganan. Mengenai persoalan ini, Gusrizal mengaku tak mau berburuk sangka.
“Berarti mereka belum mengadu. Namun yang jelas, di antara orang di dalam rumah sakit saja komunikasinya sudah tak nyambung. Dalam pelayanan, jika komunikasi ini lemah, maka itu yang membuat pelayanan jadi rusak,” tegasnya.
Disamping itu, dirinya menilai, persoalan keluhan yang berkali-kali datang dari masyarakat terhadap pelayanan di RSUD RM itu harus mendapatkan perhatian serius. Dia menyebutkan, persoalan pelayanan adalah persoalan mental dari petugas yang ada di rumah sakit.
“Makanya ini yang harus diperbaiki, ini persoalan mental dan psikologis orang di rumah sakit yang sudah terbiasa mungkin (menelantarkan, red). Atau ketegasan disiplinnya yang tak jalan barangkali. Maka, ini yang harus dirubah perlahan sesuai dengan persoalan yang ada,” tandasnya.
Sebelumnya, diketahui, salah satu pasien yang akan melahirkan di RSUD RM ini meninggal bersama bayi yang masih ada di rahimnya. Ibu muda itu adalah Angga Tiara Dufika (19) yang diklaim oleh pihak rumah sakit terserang eklamsi, atau keracunan kehamilan. Berdasarkan keterangan pihak rumah sakit sebelumnya, jika sudah mengalami eklamsi, memang kemungkinan selamat cukup kecil.
(wsn)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: