Korban Banjir Berjatuhan

Korban Banjir Berjatuhan

Di Bungo, Satu Orang Kembali Tewas

JAMBI – Korban banjir yang di kabupaten Batanghari atas nama Hasanuddin, kemarin ditemukan. Korban ditemukan dalam kondisi meninggal sekitar pukul 12.50 WIB kemarin. Saat ditemukan, korban mengenakan baju kaos hitam, celana jeans warna abu-abu. Jarak lokasi korban ditemukan dengan tempat kejadian korban semula diketahui tenggelam sekitar 100 meter.

 “Korban ditemukan dengan proses penyelaman  yang dilakukan oleh Scuba Driver dan penyelam tradisional. Korban ditemukan oleh tim SAR Gabungan,” kata Dalmato, Kasi Tanggap Darurat BPBD Provinsi Jambi.

Sementara posisi Jambi saat ini masih di fase siaga III dengan kondisi tinggai muka air sungai Batanghari, menurutnya masih 14, 20 meter.

Sedangkan dari Bungo dilaporkan, Riki (35), yang merupakan warga dusun Baru Pusat Jalo, Kecamatan Rantau Keloyang, meregang nyawa akibat terseret arus banjir bersama mertuanya. Kejadian tersebut terjadi pada Sabtu (16/2) kemarin, magrib. Hal tersebut juga diakui oleh Mansur, Koordinator Tagana Sosnakertrans Kabupaten Bungo. Menurutnya, Korban terseret banjir ketika hendak menyeberangi sungai dengan sang mertua di dusun Tebing Tinggi Pusat Jalo dengan menggunakan sampan.

Karena derasnya arus disana, korban langsung tenggelam. Jasad korban baru ditemukan pada pagi Minggu (17/2 sekitar pukul 09.00 WIB dengan kondisi sudah membengkak. Setelah ditemukan, jasad pria asal Sumatera Utara ini langsung dibawa ke rumah duka untuk dimakamkan.

“Ya, ada korban hanyut, bernama Riki. Korban saat itu hendak menyebarangi sungai bersama mertuanya sambil mendukung tas ransel. Karena arusnya cukup deras, korban tidak mampu untuk menyelamatkan diri,” ujar Mansur. Minggu (17/2).

Meski demikian kata Mansur, menurut data tingkat kerawanan bencana banjir yang saat ini kembali menghantam Bungo. Ada tiga kecamatan yang cukup rawan, namun bukan kecamatan Rantau Pandan salah satunya.

“Yang rawan saat ini kecamatan Bathin II Babeko, Pasar Muara Bungo dan Bathin III. Kalau bagian kecamatan dihuluan itu sifatnya saat ini adalah pengirim banjir,” ungkapnya.

Sementara itu, kondisi terakhir dari pantauan harian ini terhadap banjir di kabupaten Bungo kembali cukup parah. Dibandingkan dengan banjir yang terjadi pada akhir tahun 2012 lalu, kali ini banjir yang sedikit lebih kecil. Namun dengan hujan yang terus mengguyur beberapa hari ini dikhawatirkan kondisi air kembali naik.

Para pengungsi korban banjir juga mulai terserang penyakit. Zubaidah, warga kelurahan Manggis kecamatan Bathin III, kemarin ditemui di tenda pengungsian hanya terbaring lemas dengan beralaskan dan selimut seadanya.

“Sudah sebulan kami mengungsi kesini, dan selama itu pula ibu ini (Zubaidah, red) sakit,” kata warga lainnya yang merupakan satu tenda pengungsian dengan Zubaidah.

“Macam-macam sakitnya bang, batuk, mencret dan lain-lain. Kita sangat kasihan melihatnya. Tadi pagi bahkan juga muntah-muntah. Maklumlah, abang lihat sendiri kondisi tenda pengunsian kita seadanya. Kalau hujan, kena hujan, angin juga kena angin,” jelasnya.

Pemda Bungo katanya, juga tidak memberikan pertolongan perobatan bagi warga korban banjir yang diserang sakit. “Waktu yang pertama dulu ada (desember 2012). Tapi sejak banjir ulangan setelah itu sampai sekarang belum ada lagi,” tukasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: