Puluhan Desa Terisolir

Puluhan Desa Terisolir

JAMBI – Banjir yang melanda provinsi Jambi beberapa hari ini menyebabkan puluhan desa terisolir. Di Batanghari saja setidaknya ada lima desa yang terisolir.

Menurut Kasi Pencegahan dan kesiapsiagaan Badan Penangulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Batanghari, Syamral Lubis desa yang terisolir tersebut yakni, Batu Sawar kecamatan Maro Sebo Ulu, Desa Pulau Raman, Teluk kecamatan Pemayung, desa Pulau Kecamatan Tembesi, dan desa Teluk Melintang Kecamatan mersam.
‘’Desa tersebut tidak bisa dilewati oleh kendaraan baik roda dua maupun roda empat,” ungkap Syamral.
Sementara itu, Camat Muarosebo Ulu, Mahali mengatakan, saat akses jalan menuju desa Batu Sawar terputus terutama jalan darat. Bantuan untuk korban banjir di desa batu sawar sudah disalurkan pada hari pertama.
“Bantuan kita kirim melalui perahu warga dengan menempuh perjalanan sekitar 2,5 jam, untuk kecamata Maro sebo Ulu jumlah korban 5.516 bantuan yang telah disalurkan 1996,\"pungkasnya.

Sedangkan Kepala Bappeda Kabupaten Tanjab Timur, Mustafa Kamal mengatakan sebanyak tiga Kecamatan yang berada di Kabupaten Tanjab Timur membutuhkan perhatian. Karena ketiga Kecamatan ini memiliki Desa yang belum tersentuh baik infrastruktur jalan maupun kelistrikan. \"Namun kami sudah upayakan pembangunan ditiga Kecamatan itu,\" ujarnya kemarin (20/2).
Menurutnya ketiga Kecamatan yang dimaksud antara lain Kecamatan Berbak, Sadu dan Mendahara. Setidaknya ditiga Kecamatan itu memiliki desa sangat terpencil dan desa sangat-sangat terpencil. \"Kalau Desa sangat-sangat terpencil seperti Desa Sungai Benuh, Labuhan Pering dan Sungai Cemara,\" jelasnya.
Dia menambahkan, untuk Desa sangat terpencil di Tanjab Timur, setidaknya terdapat 29 Desa sangat terpencil. Baik Desa sangat terpencil maupun Desa sangat-sangat terpencil sepanjang tahun tidak bisa dilalui kendaraan terutama kendaraan roda empat. \"Kalau sudah musim penghujan akses jalan terganggu. Sarana listrik di Desa tersebut pun tidak ada,\" paparnya.(yos)
Lalu dari Kerinci dilaporkan, daerah tertinggal di Kabupaten Kerinci yang diakui Direktorat Jenderal (Dirjen) Pemberdayaan Masyarakat Desa, Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia (Kemendagri) hanya Desa Sungai Renah di Kecamatan Kayu Aro Barat. Hal ini diungkapkan oleh Kepala Bidang Pemberdayaan Masyarakat, Badan Pemberdayaan Masyarakat, Pemberdayaan Perempuan, Pemerintah Desa dan Keluarga Berencana (BPMPPPD KB) Kabupaten Kerinci, Yanto Dium Rabu (20/2) kemarin.

 Menurutnya yang diajukan pihaknya ke Dirjen Pemberdayaan Desa adalah dua desa tertinggal, yakni Desa Sungai Renah, Kecamatan Kayu Aro Barat dan Desa Lubuk Tabun, Kecamatan Siulak Mukai. Namun Desa Lubuk Tabun tidak diakui Dirjen Pemberdayaan Desa sebagai desa tertinggal. “Desa Lubuk Tabun baru pemekaran dua tahun yang lalu. Mungkin belum masuk datanya ke pusat,” ucapnya.

 Dikatakannya, kriteria desa tertinggal menurut Dirjen Pemberdayaan Desa diantaranya sulit dijangkau dan tidak ada listrik. “Kita pernah usulkan Muara Emat jadi daerah tertinggal, tapi ditolak, karena Muara Emat dilewati jalan Provinsi,” ungkapnya.  

 Disebutkannya desa tertinggal ini akan mendapat gerakan serbu kampung dari Dirjen Pemberdayaan Desa agar tidak menjadi desa tertinggal lagi. “Misalnya ada program di kesehatan dan pendidikan, maka melalui Dinas Kesehatan dan Dinas Pendidikan program itu dilaksanakan di desa tertinggal itu,” ucapnya.

Dari Tebo dilaporkan, banjir telah melumpuhkan perekonomian masyarakat. Bupati Tebo H Sukandar S.Kom M.Si mengatakan bahwa sekarang ini Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tebo sedang menghitung berapa kerugian yang diderita akibat banjir yang melanda Kabupaten Tebo sekarang ini.
“Sekarang ini kita masih menghitung berapa kerugian yang diderita akibat banjir yang melanda Tebo sekarang ini, mulai dari sector pertanian, perkebunan, pertambangan, dan kerusakan terhadap fasum akibat banjir,\" kata bupati kemarin
Di kota Jambi sendiri sebanyak 28 kelurahan di 7 Kecamatan dari 8 Kecamatan yang ada di Kota Jambi hingga saat ini sudah terendam banjir. Hal ini diketahui berdasarkan data yang berhasil harian ini himpun dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jambi.

\"Banjir ini terjadi akibat meluapnya Sungai Batanghari dikarenakan limpahan air dari daerah hulu sungai,\" kata Dalmanto Koordinator Satgas Pusdalops PB Provinsi Jambi, yang juga Kasi Tanggap Darurat BPBD Provinsi Jambi.

Menurutnya, 7 Kecamatan yang terkena banjir diantaranya Kecamatan Telanaipura, Kecamatan Pasar Jambi, Kecamatan Jambi Timur, Kecamatan Jelutung, Kecamatan Pelayangan, Kecamatan Danau Teluk dan Kecamatan Kota Baru. 

Menurut Dalmanto berdasarkan tinggi muka air Sungai Batanghari di pos pengamatan Ancol pukul 07.00 WIB kemarin setinggi 14, 30 meter.

Dari data yang terlihat, sebanyak 1.217 KK mulai mengungsi di beberapa lokasi pengungsian. seperti di Perumahan Pematang Sulur, Buluran, Sungai Putri, Penyengat Rendah, Legok dan Sijenjang. 

\"Dampaknya perekonomian dan kehidupan sosial masyarakat terganggu dikarenakan akses transportasi darat terganggu,\" tambahnya.

Hal yang sama disebutkan juga oleh Sahruddin, penjaga pos pengamatan tinggi muka air di Ancol. Hingga kemarin pagi, tinggi air hanya naik 0, 2 centimeter dari sebelumnya yang hanya 14, 28 Meter. “Tadi pagi jam 7 sudah 14, 30 meter tingginya,” katanya saat dihubungi wartawan.

Sementara itu, sebanyak 10 Sekolah Dasar (SD) dan Dua SMP di Kota Jambi terpaksa diliburkan. Karena, banjir sudah membahayakan siswa. Air yang menggenangi sekolah, bisa saja menenggelamkan pelajar SD apabila terjatuh ke air. \"Murid SD yang diliburkan dari kelas satu sampai lima. Sedangkan untuk SMP hanya kelas satu dan dua,\" ungkap Rifai, Kepala Dinas Pendidikan Kota Jambi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: