>

Penyergapan Bersenjata, SBY Geram

Penyergapan Bersenjata, SBY Geram

      \"Karena itu, Presiden menekankan penanganan setiap isu dan dinamika yang ada di Papua harus dilakukan dengan tepat dan proper, tidak boleh ada ekses-ekses yang bisa menimbulkan sentimen negatif, baik dalam skala domestik, maupun internasional,\" tegas Djoko.

      Saat membuka rapat cabinet terbatas, Presiden SBY menyampaikan pemerintah sudah memprioritaskan pembangunan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan warga Papua. Berbagai kebijakan dan program aksi, termasuk alokasi dan distribusi anggaran telah dijalankan. \"Itu agar taraf hidup saudara-saudara kita di Papua bisa terus kita tingkatkan dari masa ke masa,\" tegasnya.

      Dibandingkan era dulu yang lebih banyak bersifat\"security approach\"(keamanan), SBY menegaskan, penanganan Papua kini sudah diubah menjadi prosperity approach\"(kesejahteraan). Meski begitu, SBY mengingatkan bahwa kedaulatan negara dan keutuhan teritorial harus dipertahankan. Situasi sosial dan keamanan, lanjut presiden, juga harus dijaga untuk melindungi rakyat. Begitu pun hukum harus ditegakkan.

      \"Sungguh pun Indonesia mengutamakan pendekatan kesejahteraan ekonomi dan sosial untuk Papua, tetapi tentu tidak mungkin dibiarkan gangguan keamanan seperti yang terjadi selama ini. Termasuk kejadian kemarin (Kamis), di mana ada 8 prajurit TNI gugur,\" tegasnya. \"Hal begini sangat menganggu. Karena itu, negara harus mengambil langkah-langkah yang cepat dan tepat,\" tegasnya.

      Meski begitu, SBY mengingatkan agar dalam menjalankan tugasnya, TNI dan Polri menghomati hukum dan aturan yang berlaku. Termasuk menghormati hak-hak asasi manusia. \"Manakala ada yang eksesif, melebihi kepatutannya, tentu mereka akan mendapatkan sanksi,\" kata SBY.

      Sampai tadi malam, belum satupun korban yang berhasil dievakuasi. Ini terjadi karena aksi nekat kelompok sipil bersenjata dengan menembaki helikopter yang diberangkatkan untuk melakukan evakuasi. Akibat serangan tersebut para korban tewas maupun luka belum bisa dievakuasi.

      Kapuspen TNI Laksamana Muda Iskandar Sitompul menjelaskan sebuah helikopter Super Puma milik TNI AU yang diperbantukan untuk evakuasi sekitar pukul 08.00 Wit ditembaki oleh sekelompok orang tidak dikenal. Tembakan itu menembus kaca helikopter. \"Seorang anggota kru teknik terluka di jari manis dan kelingking tangan kiri,\" ujarnya kemarin.

      Dia menegaskan, hanya satu anggota, Yakni Lettu Tek Amang, yang terkena tembakan. Sedangkan, pilot dan kopilot helikopter tidak terkena. Penembakan itu membuat helikopter urung terbang. Akibatnya, jenazah juga urung dievakuasi.

      Tujuh anggota TNI yang gugur di Sinak adalah Sertu M. Udin, Sertu Ramadhan, Sertu Frans, Pratu Edi, Pratu Mustofa, Praka Wempi, dan Praka Jojo Wiharjo. Sedangkan, seorang yang gugur di Tingginambut adalah Pratu Wahyu Wibowo.

      Pada bagian lain, sedikitnya satu SST (Satuan Setingkat Peleton, 30 orang) Brimob Polda Papua diberangkatkan ke Puncak via Timika. Namun, hingga kemarin siang, pasukan tersebut masih tertahan di Timika akibat cuaca buruk. Mereka baru akan melanjutkan perjalanan jika cuaca sudah memungkinkan.

      Kabagpenum Mabes Polri Kombespol Agus Rianto menuturkan saat ini pihaknya masih berupaya mengejar para pelaku. \"Kami di-back up penuh oleh teman-teman TNI, mudah-mudahan saja bisa segera diungkap,\" lanjutnya. Selain itu, saat ini pihaknya masih mendata dan mengidentifikasi sejumlah kelompok yang ada di sekitar kawasan tersebut.

      Meski Menkopolhukan Djoko Suyanto sudah menyebutkan dugaan soal kelompok yang bertanggung jawab atas penyerangan, pihak Mabes Polri memilih tidak ikut melontarkan dugaan. Beberapa data yang mengarah ke satu kelompok sudah berada di tangan, namun pihaknya belum berani memastikan.

      Menurut Agus, Mabes Polri telah memiliki data beberapa kelompok masyarakat sipil bersenjata yang sering mengganggu keamanan dan ketertiban. Namun, karakteristik tiap kelompok bisa berbeda. hal itu bergantung pada posisi geografis dan karakteristik wilayah yang dihuni kelompok tersebut. \"Kelompok separatis di Papua berbeda dengan di Jawa, perlu pengamatan lebih detail,\" kata perwira dengan tiga melati di pundak itu.

      Saat ini, pihak mabes Polri masih mengkategorikan serangan tersebut sebagai tindak kriminal murni. Karenanya, pengungkapan kasus tersebut akan ditangani Polri, namun dengan back up kekuatan dari TNI. Disinggung soal kemungkinan Polri menerjunkan tim Densus 88 Antiteror, Agus hanya tersenyum. \"Saya juga belum mendapat informasi soal itu,\" tutupnya.

      Terpisah, Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin memastikan kalau TNI bakal bertindak taktis dan tegas menghadapi serangan di Papua. Dia menyebut kalau Mabes TNI akan merespon serangan itu dengan taktis. \"Tindakan taktis itu adalah mencari, menemukan, dan menghancurkan,\" ujarnya di Kementerian Pertahanan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: