SBY Belum Tanggapi Serangan Anas
Tunggu Saat Jika Diperlukan
JAKARTA - Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono masih menahan diri. SBY memilih tidak menyampaikan langsung pernyataan bersama hasil rapat Majelis Tinggi terkait Anas Urbaningrum yang telah melancarkan pernyataan keras menjurus tudingan adanya pihak bermain dalam penetapan dirinya sebaga tersangka.
Hal itu tercermin dari salah satu poin dalam pernyataan bersama rapat Majelis Tinggi di kediaman SBY di Cikeas pada 23 Februari 2013 malam. \"Berkaitan dengan keterangan mantan ketua umum Partai Demokrat, kami tidak menanggapi saat ini,\" ungkap Direktur Eksekutif PD Toto Riyanto yang ditunjuk menyampaikan hasil rapat kemarin (24/2).
Dia melanjutkan, bahwa semua pernyataan maupun tudingan yang dilontarkan Anas, ada jawabannya. \"Banyak yang tidak tepat disampaikan ke publik menyangkut Anas Urbaningrum sejak bergabung dengan Partai Demokrat 2005 yang lalu,\" lanjut Toto membacakan pernyataan bersama.
Sebab bagaimanapun, imbuh dia, Anas pernah memimpin PD selama 2,5 tahun. \"Walaupun selama periode kepemimpinan yang bersangkutan banyak masalah yang terjadi di Partai Demokrat, namun Anas Urbaningrum juga ikut berbuat untuk kepentingan partai,\" tandasnya.
Atas hal itulah, beber Toto, Majelis Tinggi bersepakat untuk tidak menanggapi tanggapan sepihak, tudingan, hingga serangan yang dilancarkan mantan Ketua Umum Partai Demokrat. \"Kecuali, (jika nanti) sungguh diperlukan,\" tandasnya.
Dalam poin pernyataan bersama Majelis Tinggi lainnya, juga dinyatakan bahwa sungguhpun ada tudingan dan serangan dari Anas Urbaningrum, jajaran pimpinan Partai Demokrat tetap berdoa dan berharap kepada KPK agar hukum dan keadilan benar-benar ditegakkan. \"Sekali lagi, jika Anas Urbaningrum terbukti tidak bersalah, termasuk Andi Mallarangeng, maka yang bersangkiutan harus dibebaskan,\" ungkap Toto.
Rapat yang diputuskan dimajukan pelaksanaan secara mendadak itu dihadiri delapan personel Majelis Tinggi yang tersisa itu juga dihadiri unsur lain. Diantara yang turut hadir yaitu para menteri dari Demokrat dan Ketua Fraksi PD di DPR Nurhayati Ali Assegaf.
Anggota Dewan Pembina PD sekaligus Menteri Koperasi dan UKM Syarifuddin Hasan menambahkan, bahwa berdasar kesepakatan Majelis Tinggi pula, kepemimpinan partai di tingkat DPP sementara akan dipimpin empat orang secara kolektif. Yaitu, Sekretaris Jenderal DPP PD Edhie Baskoro Yudhhoyono (Ibas), Direktur Eksekutif Toto Riyanto, Wakil Ketua Umum DPP PD Max Sopacua, dan Wakil Ketua Umum DPP PD Jhonny Allen Marbun.
\"Pimpinan kolektif ini sifatnya sementara, kita lihat nanti putusan dari majelis tinggi,\" ujar Syarief.
Meski demikian, dia belum bisa memastikan, mekanisme penentuan pengganti Anas secara definitive nantinya. \"Pelan-pelan, kita ikuti saja,\" elaknya.
Keberadaan ketua umum pengganti Anas otomatis menjadi kebutuhan ketika dikaitkan dengan proses tahapan pemilu 2014. Ketika partai mengajukan nama caleg, sesuai perundangan, maka perlu tandatangan ketua umu dan sekjen.
Lebih lanjut seesuai ketentuan AD/ART PD, pintu menentukan pengganti Anas adalah lewat kongres luar biasa (KLB). Di Anggaran Dasar pasal 17 tegas disebutkan bahwa ketua umum dipilih melalui kongres. Namun, mengingat kondisi Demokrat saat ini yang sedang dalam kondisi tidak normal maka sejumlah kemungkinan bisa terjadi. Termasuk, mekanisme penunjukan oleh Majelis Tinggi yang kini sedang mengambil alih kewenangan dan tanggungjawab strategis pengelolaan partai.
Sementara itu, di pihak para pendukung dan loyalis Anas khususnya para pengurus PD di daerah menegaskan kalau mereka masih solid. \"Kami pastikan kawan-kawan di daerah tetap solid,\" ujar Ketua DPC Buol Arta Razak saat dihubungi kemarin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: