Pangan Jambi Terganggu
Dampak Banjir di Provinsi Jambi
JAMBI- Banjir yang melanda beberapa daerah di Provinsi Jambi sejak awal Februari lalu mulai berdampak terhadap ketahanan pangan di Jambi.
Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP) Provinsi Jambi, Hartono, menyebutkan hal tersebut. Menurutnya, kerugian yang diderita warga saat ini sudah lumayan banyak. Sebab, ratusan hektar lahan warga sudah dilaporkan mengalami gagal panen (puso).
“Dampak terhadap ketahanan pangan memang mulai berpengaruh walau belum begitu mempengaruhi akses konsumsi ketahanan pangan. Karena patokan ketahanan pangan ada tiga, ketersediaan, distribusi dan akses konsumsi. Nah, dari ketiga ini sudah mulai terganggu,” ungkapnya.
Dampak utamanya, sambung dia, adalah kepada tanaman holtikultur. Seperti diketahui, harga sejumlah bahan pokok termasuk cabai saat ini melambung tinggi. “Harga cabai memang sangat melonjak, hampir 100 persen. Harga yang dulu relatif Rp 18 ribu sampai Rp 40 ribu. Namun kalau harga beras masih stabil, namun lihat nantinya bagaimana,” ungkapnya.
Ditanya soal apa upaya yang dilakukan pihjaknya untuk mengatasi lonjakan harga tersebut? Adalah dengan cara manfaatkan stok pangan yang ada saat ini. “Kalau memang perlu operasi pasar ya dilakukan. Memang distribusi mempengaruhi harga,” ujarnya.
Namun, menurutnya, menurunnya hasil panen di sejumlah daerah dan menyebabkan terhambatnya distribusi menjadi salah satu penyebab melonjaknya harga berbagai sembako. Ditanya, apakah ada upaya untuk menahan distribusi hasil pertanian ke luar daerah Jambi? Dia mengaku tak bisa berbuat banyak.
“Karena dari kelompok petani sudah terbentuk jaringan kerja yang mendistribusikan ke daerah lain. Namun kita himbau jangan dijual keluar daerah untuk penuhi kebutuhan Jambi dulu,” tandasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Jambi, Izhar Muzani mengklaim jika banjir yang merendam berbagai kawasan di Provinsi Jambi tidak memberikan pengaruh bagi ketersediaan sembako di Kota Jambi. Menurutnya, harga sembako di pasaran masih stabil seperti biasanya. “Sampai saat ini, sebako kita masih normal, tidak ada lonjakan harga,” katanya.
Dia mengatakan, meski sebagian daerah di Jambi mengalami gagal panen lantaran banjir, namun tetap saja stok sembako ke Kota Jambi tidak terganggu. “Harga masih sama seperti sebelum banjir, beras masih Rp 145 ribu untuk beberapa merek,” ujarnya.
Namun, jika ada kenaikan, lanjut Izhar, paling tinggi hanya Rp 1000 hingga Rp 2000. Bencana banjir diakuinya, memang sedikit membuat was-was pihak Disperindag. “Jadi setiap hari kita bisa tau data terakhir baik harga maupun stoknya. Jika ada permasalahan juga bisa terpantau sejak awal,” imbuhnya.
Izhar juga mengaku, pihaknya juga berkoordinasi dengan disperindag Provinsi Jambi, karena Kota Jambi menurutnya sebagai acuan ketersediaan Sembako. “Sebagian pasokan Sembako untuk kabupaten kota lain diambil dari Kota Jambi,” lanjutnya.
Berdasarkan pantauan di pasaran, harga satu karung beras berkisar Rp 144 ribu hingga Rp 167 ribu. Jun, salah seorang pembeli beras mengatakan, dirinya baru saja membeli beras mereka Belido seharga Rp 166 ribu. “Kalau Merek Sepat tadi Rp 144 ribu, trus yang merek King Rp 167 ribu. Sepertinya tidak ada pengaruh harga sejak banjir ini,” tandasnya.
(wsn)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: