Realisasi Pengentasan Buta Aksara Tak Jelas

Realisasi Pengentasan Buta Aksara Tak Jelas

JAMBI -  Realisasi pengentasan buta aksara Al-Quran di Provinsi Jambi hingga saat ini tak diketahui persentasenya. Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sultan Thaha Saifuddin (STS) Jambi sendiri yang menjadi top leader dari program pengentasan buta aksara ini belum bisa memberikan gambaran.

Dr Hadri Hasan, Rektor IAIN STS Jambi, saat dikonfirmasi tak menyebut dengan jelas berapa realisasi dari program ini selama kurun 2012 lalu. “Memang sempat ada perbedaan data antara Pemprov Jambi di Dinas Pendidikan dan Kementrian Agama Jambi soal jumlah buta aksara Al-Quran di Jambi. Tapi sesuai planning yang kita buat, tempat-tempatnya, orangnya sudah berjalan dengan baik,” akunya kepada sejumlah wartawan.

Pada 2012 lalu, untuk diketahui, program pengentasan buta aksara Al-Quran ini digelontorkan dana senilai Rp 3, 5 miliar. Hadri mengklaim bahwa pihaknya sudah melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan program ini. “Kita jalankan bye name bye address,” katanya.

Ditanya soal berapa jumlah masyarakat di Jambi yang tergolong ke dalam kelompok buta Aksara, dia mengaku tak mengetahui pasti. “Ini bisa ditanyakan ketua tim yang turun ke lapangan langsung dari IAIN,” tegasnya.

Sementara itu, Wakil Gubernur Jambi, Fachrori Umar mengatakan, pihaknya masih mencari penyebab kenapa banyak pelajar di Jambi yang tidak bisa membaca Al-Quran. “saat ini kita masih melakukan evaluasi-evaluasi. Sehingga ke depan diharapkan ditemukan formulasi yang bisa mengatasi masalah buta aksara Al-Quran di Jambi,” sebutnya.

Namun, sambungnya, peran orangtua dan keseriusan para pelajar di Jambi untuk belajar juga perlu diperhatikan. Sebab, terkadang ada juga siswa yang malas belajar. “Para guru juga harus memberikan bimbingan, seperti memberikan jam tambahan untuk belajar membaca Al-Quran,” pungkasnya.

Untuk diketahui, usai 1 tahun pelaksanaan program ini, Gubernur Jambi, Hasan Basri AGus (HBA) melakukan uji petik dari pelaksanaannya di Kabupaten Muarojambi dan Kota Jambi. Hasilnya, masih banyak ditemukan siswa tingkat sekolah dasar yang belum bisa membacara Al-Quran. Seperti yang didapati di salah satu SD di Niaso belum lama ini.

(wsn)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: