Liga Champions, Antara Ambisi dan Tradisi
PARIS - Liga Champions memasuki fase perempat final. Delapan tim terbaik Eropa bakal bertarung untuk mengejar tiket final di Wembley, London, 25 Mei mendatang. Nah, dini hari nanti dua laga perempat final digelar serempak. Yaitu, Paris Saint Germain (PSG) melawan Barcelona dan Bayern Munchen kontra Juventus.
Di antara empat tim tersebut, hanya PSG yang belum pernah juara. Namun, sorotan kepada klub Paris itu bisa jadi jauh lebih besar daripada Barca, Bayern, dan Juve. Hal tersebut terjadi seiring dengan status PSG sebagai klub kaya baru dan kesuksesan mereka menggaet bintang-bintang papan atas.
Kini PSG berambisi lolos ke semifinal Liga Champions yang kedua sepanjang sejarah klub. Di sisi lain, Barca mengejar gelar ketiga dalam tujuh musim terakhir.
Barca memang lebih diunggulkan. Namun, PSG bukan lawan yang mudah ditundukkan. Wakil Prancis itu memang minim tradisi. Tapi, sokongan pasukan kelas satu dan kehadiran pelatih Carlo Ancelotti menjadikan PSG sebagai penantang serius Barca.
\"Saat memasuki level seperti ini, semua tim tangguh. Segalanya bisa terjadi,\" kata Javier Pastore, gelandang PSG asal Argentina, sebagaimana dikutip Goal.
Barca punya lebih banyak keunggulan secara pengalaman. Mereka selalu menang dalam enam perempat final terakhir Liga Champions. Rekor Barca melawan klub asal Prancis juga mantap. Yakni, menang tiga kali, seri dua kali, dan dua kali kalah.
Skuad Barca semakin lengkap dengan kehadiran entrenador Tito Vilanova yang absen sejak Desember lalu karena pemulihan dari kanker kelenjar parotis. Vilanova akan menjalani comeback di kandang PSG dini hari nanti. \"Kembalinya Tito menyuntikkan kembali energi bagi tim kami,\" kata Jose Manuel Pinto, kiper Barca.
Duel Bayern versus Juve di Allianz Arena juga tak kalah seru. Tuan rumah on fire setelah membantai Hamburg 9-2 di pentas Bundesliga Jerman (30/3). Di sisi lain, Nyonya Tua \"julukan Juve\" juga punya modal bagus setelah menggebuk Inter Milan 2-1 di ajang Serie A.
\"Juventus akan berbeda dengan laga kami sebelumnya. Mereka adalah tim yang punya reputasi hebat,\" kata Bastian Schweinsteiger, gelandang Bayern, seperti dikutip Associated Press.
Komentar Schweinsteiger tidak berlebihan. Juve adalah tim terbaik di Italia. Juve juga punya tradisi kuat di Liga Champions dengan dua kali juara. Sebaliknya, Bayern telah empat kali menjadi kampiun Eropa. Juve telah tujuh kali menembus final, sedangkan Bayern dua kali lebih banyak.
Meski Bayern sedang on fire, Juve tidak gentar. \"Kami berangkat ke Munchen tanpa takut. Ini saatnya kami menunjukkan diri layak mendapat respek di level Eropa. Kami sedang berada pada trek yang benar,\" cetus Antonio Conte, allenatore Juve.
(ham/c5/ca)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: