>

Calon Bupati/Walikota Adu Nasib

Calon Bupati/Walikota Adu Nasib

“Masyarakat selalu memiliki harapan kepada calon, harapan ini macam-macam. Bagi pemilih tradisional itu harapannya mungkin harapan dalam jangka pendek. Misalnya factor etnis atau kekeluargaan, uang atau atau barang yang ditukarkan dengan pilihan mereka,” tandasnya.

Sementara itu, Nasuhaidi, Pengamat Politik Jambi lainnya juga senada dengan Jafar Ahmad. Menurutnya peluang para mantan calon kepala daerah ini terbuka lebar, karena mereka sangat popular.

“Semasa kampanye menjadi calon kepala daerah, masyarakat luas sudah banyak mengenal mereka. Sosialisasinya sudah maksimal sebelum maju sebagai Caleg, jadi saat maju sebagai Caleg nanti tinggal memoles saja,” ujarnya.

Sedangkan bagi yang hanya maju menjadi Caleg, mereka baru mulai bergerak untuk meraih simpati masyarakat. Jadi harus bekerja ekstra keras.

“Popularitas mereka tinggi, kemudian secara emosional tidak memberontak, bisa legowo saat kalah Pilkada, ini bisa menarik simpati masyarakat. Jadi orang-orang yang mantan calon kepala daerah lebih berpotensi untuk duduk,” katanya.

“Jadi kost mantan calon kepala daerah ini relative lebih murah, lebih ringan kerjanya. Tinggal melakukan pencitraan, jaga image di tengah masyarakat. Kalau sudah popular dan emosinya bagus, pandai menjaga citra dimasyarakat saya yakin mereka akan duduk,” sambungnya.

Ditambahkannya, meski tidak dipilih saat maju di Pilkada, tidak menutup kemungkinan mereka akan dipilih saat maju sebagai Caleg ini. Orang akan membedakan kapasitasnya maju sebagai calon kepala daerah dan calon legislative.

Namun menurutnya, bagi calon kepala daerah yang telah lama bertarung, jika tidak eksis di tengah public mereka akan bekerja keras kembali seperti Caleg lainnya.

“Bagi seorang politisi, harus pintar menjaga ritme hubungan dengan masyarakat dalam kondisi kalah maupun menang. Kalau mereka tidak demikian, harus kerja keras karena selama ini basis mereka digarap oleh banyak politisi dan partai lainnya yang terus bermunculan. Harus pintar jaga konstituen,” jelasnya.

Termasuk bagi yang masih popular, ini menurutnya juga tidak menjamin mereka akan dipilih. Tergantung bagaimana menggarap, membangun citra baik ditengah masyarakat.

Terpisah, salah satu mantan calon kepala daerah yang pernah bertarung, seperti Handayani juga tidak menampik dirinya akan maju sebagai wakil rakyat di Senayan.

“Ada rencana untuk maju ke DPR RI. Insyaallah saya akan maju kesana (DPR RI, red),” katanya.

Bahkan ia mengaku saat ini terus melakukan komunikasi dengan tim-tim keluarga saat maju di Pilkada Merangin 25 Maret lalu. “Kita ini hanya ada tim keluarga, tim keluarga ini juga nanti yang bergerak. Mudah-mudahan keluarga kita bisa bantu kita nanti,” ujarnya.

Ami Taher yang pernah maju di Pilkada Kerincin sebelumnya juga demikian. Namun ia masih enggan memastikan apakah akan maju ke Senayan atau tidak, menurutnya tergantung dengan arahan partai tempat ia bernaung.

“Sekarang saya masih konsentrasi untuk maju Pilkada Kerinci mendatang, tapi ini saya serahkan kepada partai. Maju di Pilkada atau ke DPR, itu amanah partai dan saya siap,” tukasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: