>

Banjir Jatim, Tiga Tewas

Banjir  Jatim, Tiga Tewas

 SAMPANG -  Korban akibat banjir di Sampang, Jawa Timur, terus bertambah. Kemarin (9/4) ada tiga korban yang tewas lantaran terseret arus. Ditambah dua korban tewas Senin lalu (8/4), total ada lima warga Sampang yang meninggal gara-gara terjangan banjir.

 Ada perbedaan data antara Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Polres Sampang terkait dengan jumlah korban. Versi BPBD, tercatat empat orang tewas dan dua luka-luka. Menurut polres, ada lima korban tewas.

 Korban tewas yang ditemukan kemarin adalah Mohammad Syafik, 38, warga Desa Pasean. Guru honorer di SDN Gunung Sekar I itu ditemukan warga di sebelah utara makam Aji Gunung, Kelurahan Gunung Sekar. Pada waktu yang sama juga ditemukan korban tewas atas nama Hindun, 70, warga Jalan Imam Bonjol, Kelurahan Dalpenang.

 Korban yang lain adalah Putri, 27, ibu rumah tangga warga Jalan Imam Bonjol. Namun, data tentang Putri tidak masuk dalam catatan BPBD. Sedangkan pihak kepolisian mengabarkan bahwa Putri meninggal. \"Untuk hari ini korban meninggal tiga orang,\" terang Wakapolres Sampang Kompol Alfian Nurrizal kemarin.

 Sementara itu, banjir yang menggenangi Sampang mulai surut. Beberapa ruas jalan tak lagi digenangi air. Namun, wilayah Kecamatan Sampang masih lumpuh. Pantauan Jawa Pos Radar Madura menunjukkan, di Jalan KH Wahid Hasyim yang menghubungkan Sampang dan Pamekasan, air sudah mulai surut. Padahal, sebelumnya ketinggian air di sana mencapai 2 meter. Meski demikian, jalur lalu lintas tetap dialihkan.

 Aktivitas perkantoran juga masih lumpuh. Hampir semua perkantoran meliburkan diri. Berdasar catatan BPBD Sampang, terdapat 6.758 rumah yang terendam air. Banjir juga menenggelamkan 250,5 hektare sawah.

 Di Bojonegoro, banjir akibat luapan Bengawan Solo juga memakan korban. Kemarin seorang bocah 13 tahun tewas karena terseret arus banjir. Firman, warga Desa Kedungbendo, Kecamatan Balen, bocah itu, ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa di Desa Pilanggede.

 Peristiwa itu bermula ketika korban bersama tiga temannya bermain di ruas jalan. Tiba-tiba korban terpeleset dan terseret arus banjir yang deras. Pencarian berlangsung sekitar dua jam.

 Banjir membuat dua akses di Kota Bojonegoro kemarin ditutup. Yakni Jalan Lettu Suyitno, Desa Mulyoagung, yang menjadi akses ke Tuban dan Jalan Jaksa Agung Suprapto di dekat pasar kota. \"Jalan di utara pasar yang berdampingan dengan Bengawan Solo ada yang retak sehingga ada air yang keluar,\" kata Kasi Operasi UPT Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro Mucharom.

 Jalan ditutup agar tidak dilalui kendaraan berat. Sebab, hal itu membahayakan kondisi tanggul. \"Dengan permukaan air Bengawan Solo yang tinggi, tanggul di utara pasar bisa longsor kalau dilalui kendaraan berat terus-menerus,\" terangnya.

(jpnn/c9/ca)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: