BUMN Ingin Bentuk RS 1.000 Tempat Tidur
Bisa Saja Manfaatkan Lahan Tidur
JAKARTA-Upaya Kementerian BUMN untuk memaksimalkan potensi BUMN rupanya tak pernah habis. Kali ini, kementerian tersebut sedang menggarap konsep low cost hospital (rumah sakit terjangkau, Red) dengan memanfaatkan aset yang ada. Dalam konsep tersebut, satu manajemen rumah sakit minimal mempunyai seribu tempat tidur.
Hal tersebut diungkapkan oleh Dr. Fathema Djan saat rapat pimpinan di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP), Jakarta, kemarin (9/4). Dosen UI tersebut mengatakan, konsep low cost hospital sendiri dapat membawa revolusi terhadap industri kesehatan di Indonesia. Sebab, rumah sakit yang mempunyai minimal seribu tempat tidur dapat melakukan efisiensi biaya.
\"Di India misalnya. Mereka membuka kamar sebanyak mungkin untuk pasien operasi. Dengan begitu, pasien yang akan ditangani setiap harinya menjadi banyak. Sehingga, alat dan fasilitas untuk operasi benar-benar maksimal. Maka, biaya satu kali operasi bisa ditekan. Selain itu, dokter di sana juga lebih berpengalaman. Mereka jadi lebih tahu bagaimana menghemat bahan pendukung operasi seperti benang,\" ujarnya.
Konsep ini, lanjut dia, terbukti sangat manjur menekan biaya operasi di India. Misalnya, operasi jantung. Dia menerangkan, harga yang ditetapkan untuk satu kali operasi jantung di India hanya mencapai Rp 10-20 juta. \"Kalau disini (Indonesia), operasi jantung bisa mencapai Rp 50 juta. Ini adalah salah satu cara untuk meningkatkan pelayanan kesehatan di Indonesia,\" ungkapnya.
Untuk itu, dia mengusulkan pengadaan mess hospital (rumah sakit massal). Konsep rumah sakit tersebut adalah menghadirkan pelayanan massal bagi semua lapisan masyarakat. \"Jadi semua kelas ekonomi bisa masuk. Memang, sekarang belum ada. Tapi saya rasa ini adalah tantangan bagi BUMN,\" ujarnya.
Mendengar penjelasan tersebut, Menteri BUMN Dahlan Iskan memberi respon positif. Menurutnya, konsep tersebut tepat untuk memanfaatkan aset BUMN bagi masyarakat. Saat ini, BUMN mempunyai enam rumah sakit di daerah DKI Jakarta. Yakni, tiga RS milik Pertamina, dua RS milik Pelindo II dan satu RS milik PT Pelni.
\"Jika digabungkan, semua RS itu punya 1.078 tempat tidur. Itu bisa langsung menerapkan konsep itu. Kan itu juga tidak harus berada di satu tempat. Yang penting satu manajemen,\" tuturnya.
Solusi lain, imbuh dia, adalah membangun rumah sakit dengan memanfaatkan lahan tidur BUMN. Dia mencontohkan, tanah milik Perum Produksi Film Negara (PFN) seluas 3,5 hektar di daerah Otista, Jakarta. \"Lalu, ada tanah seluas 20 hektar di Solo. Belum lagi (lahan tidur di) Medan, Bandung, dan Surabaya yang luas,\" ujarnya.
Namun, Dahlan mengaku belum memberikan keputusan apapun. Menurutnya, konsep dasar yang diterangkan masih memerlukan detail-detail tambahan untuk realisasi. \"Kami masih akan mengkaji hal ini karena masih berupa ide,\" tegasnya.
(bil)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: