Diterpa Ombak, Bangkai Pesawat Terpisah

Diterpa Ombak, Bangkai Pesawat Terpisah

TUBAN  - Posisi pesawat Lion Air di perairan dekat Bandara Ngurah Rai mulai bergeser dan tidak utuh. Kepala dan ekornya terputus. Badan pesawat terbelah menjadi dua bagian. Bahkan di bagian ekor sudah terlepas dari badan.

 Beberapa bagian seperti jendela dan roda pesawat j terlepas dan terapung akibat hempasan ombak. Beberapa serpihan bangkai pesawat pun juga banyak ditemukan dari tim gabungan dan nelayan.

      Pjs Palaksa Lanal Denpasar Mayor Laut KH I Putu Suartana saat dikonfirmasi di lokasi pengamanan jatuhnya pesawat menyebutkan, tim Lanal Denpasar menerjunkan sekitar satu kompi atau sekitar 60 personel. Pihaknya juga menerjunkan sejumlah peralatan seperti kapal, rubber boat dan tim penyelam profesional untuk upaya membantu unsur lain dalam pengamanan bangkai pesawat.       \"Kami dari sejak kejadian sudah standby dan siap untuk membantu unsur lain yang akan beroperasi. Intinya, jika dibutuhkan kami siap dalam pemantauan,\" tegasnya.

      Putu Suartana mengaku belum ada rencana penarikan pesawat. \"Sampai saat ini belum ada instruksi dari atasan. Tetapi kami siap kapan saja ketika ada instruksi. Tentu sekali lagi, jika keberadaan kami diminta untuk membantu unsur lain,\" terangnya.

      Bahkan dalam upaya pengamanan bangkai pesawat Lion Air dengan dengan kode regristasi PK-LKS dengan rute Banjarmasin-Bandung-Denpasar, kemarin dari pihak Mabes TNI Angkatan Laut (AL) juga langsung mengirimkan KRI Hiu. Kapal perang RI itu didatangkan khusus untuk upaya pengamanan jatuhnya pesawat. \"Kedatangan KRI Hiu memang khusus untuk pengamanan, kami tinggal tunggu instruksi kembali untuk penarikan bangkai pesawat,\" jelasnya.

      Di bagian lain, general manager (GM) Angkasa Pura bandara Ngurah Rai, Bali Purwanto membatalkan rencana pengangkatan bangkai pesawat Minggu kemarin. Ini karena tim evakuasi tidak mendapat tali untuk menarik badan pesawat. Sementara gempuran ombak semakin kencang.

      Tali yang dibutuhkan sepanjang 300 meter dan harus didatangkan dari Nusa Dua yang membutuhkan perjalanan tujuh jam. Talinya dimuat dengan pakai kapal penarik (pud boat). Rencana evakuasi sendiri akan dilakukan hari ini pukul 07.00. \"Bagian sayap diangkut bersama ekornya. Baru setelah itu ditarik badannya. Akan dibawa kea rah pantai Kelan, Tuban (sekitar 200 meter dari arah bandara),\" ungkap Purwanto.

      Sementara itu, jatuhnya pesawat Lion Air menarik minat warga untuk menonton. Ratusan orang berduyun-duyun datang ke lokasi. Tidak hanya warga lokal, puluhan turis asing pun sangat antusias melihat kejadian nahas tersebut. Bagi yang ingin melihat dari dekat harus menyewa perahu dengan tariff Rp 300 ribu sampai Rp 500 ribu. Ada juga yang memasang tarif per orang dihitung Rp 20 ribu.

 

Polri Tunggu Investigasi KNKT Soal Lion Air

      Secara terpisah, Mabes Polri mulai ancang-ancang membantu penyelidikan soal gagalnya Lion Air mendarat di Bali.  Kepala Bagian Penerangan Umum Mabes Polri Kombes Agus Rianto mengatakan, polisi akan mbantu KNKT. \"Tapi, itu ranah utamanya KNKT. Kita menunggu hasilnya, \" kata Agus kemarin (14/04). 

      Meski merupakan wilayah penyelidikan KNKT, tapi kepolisian Indonesia pernah menginvestigasi kecelakaan pesawat dan menerapkan pasal pidana kepada seorang pilot yang dianggap lalai dalam menerbangkan pesawat, yakni Marwoto Komar dari Garuda Airlines. Marwoto dijatuhi hukuman 2 tahun penjara oleh Pengadilan Negeri (PN) Sleman dalam kasus kecelakaan pesawat Garuda di Bandara Adi Sutjipto, namun kemudian diputus bebas murni oleh Pengadilan Tinggi (PT) Yogyakarta.

      Marwoto saat itu dinilai lalai sehingga menyebabkan pesawat Garuda GA 200 mengalami kecelakaan di Bandara Adi Sutjipto, Yogyakarta, 7 Maret 2007. Akibat kejadian itu sejumlah orang meninggal dunia termasuk warga asing. Marwoto dianggap melanggar pasal 479 g huruf (b) dan huruf (a) KUHP.

      Menurut Kombes Agus, Polri dalam hal ini Polda Bali masih fokus pada evakuasi dan penanganan keamanan paska kejadian. \"Sejak pesawat gagal mendarat , Polda Bali sudah melakukan langkah-langkah penanganan,\" katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: