Kepsek Cabuli 14 Muridnya

Kepsek Cabuli 14 Muridnya

BATAM -  Pascadilaporkan ke polisi, hingga kemarin He, Kepsek SMP 28 Batam belum juga menampakkan batang hidungnya di Polres. Pantauan di Unit PPA Satreskrim Polresta Barelang, penyidik nampak masih memeriksa saksi dalam hal ini orang tua ke-14 siswi korban. UK, salah satu orang tua yang diperiksa.

Sementara itu dari hasil visum kedua siswi. Polisi menemukan bukti kalau kemaluan kedua pelajar ada tanda-tanda kekerasan berupa robek di bibir kemaluannya. Hal ini dibenarkan Kanit PPA Aiptu Puji Hastuti saat dikonfirmasi wartawan.

\"Iya, ada tanda kekerasan di kemaluan kedua korban,\" jelas Puji.

Informasi di kepolisian, pelaku sedang dijemput oleh tim penyidik. Namun, belum jelas kapan tibanya.

UK, salah seorang ayah siswi korban pencabulan He kembali mendatangi Mapolresta Barelang untuk menanti kepastian penetapan tersangka sang kepsek cabul.

\"Anak saya diancam akan diberhentikan sama dia (He)karena dikira hamil. Padahal putri saya sama sekali tak hamil. Keluar malam atau berulah saja tak pernah,\" katanya siang ini.

Sementara orangtua siswa mengaku Mantan Kepala SMPN 28, He  memaksa dan mengintimidasi korban yang hendak dicabulinya. Karen atakut, diantara korban ada yang dicabuli hingga dua kali.

\"Yang pertama di toilet ruangan kepala sekolah, kedua dilakukannya di luar sekolah,\"ujar Jo orangtua salah sati siswi kepada Batam Pos, Rabu (16/4).

Menurut Jo dari pengakuan anak sulungnya, sekitar bulan Februari 2013 He memanggil anaknya ke ruang kerjanya. Setelah korban masuk rungan, pintu beserta gordeng ditutup hal itu dilakukan setiap kali memanggil siswinya.

\"Anak saya dituduh hamil oleh pelaku,\" ungkap Jo ditemani isteri beserta orang tua korban lainnya di Batagor Ikhsan, Batam Centre.

Mendapat tuduhan itu sontak membuat korban kaget.\"Anak saya menyangkal tuduhan itu,\"lanjutnya.

Memuluskan modusnya, pelaku mminta korban membuktikannya dengan cara membuka rok dan celana dalamnya di dalam toilet. Kalau korban tidak mau, pelaku diancam akan mendapatkan nilai rendah.

Takut akan ancamannya itu, korban menuruti semua perkatannya. Di tempat itu, siswi kelas tiga tersebut dicabuli korban.

Perbuatanya itu berlanjut pada bulan April 2013, setelah mengikuti Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di sekolahnya, korban diajak bolos mengikuti pemantapan yang sedang digelar pihak sekolah. Saat itu pelaku menjanjikan akan memberikan korban Blackberry.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: