KPK Ringkus 7 Orang di Bogor

KPK Ringkus 7 Orang di Bogor

       JAKARTA - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kembali sukses menjalankan Operasi Tangkap Tangan (OTT). Kemarin sore (16/4), sekitar pukul 17.00, komisi antirasuah itu menangkap enam orang di rest area kawasan Sentul, Bogor, Jawa Barat. Keberadaan mereka diduga terkait dengan perizinan lahan untuk sebuah perusahaan di Bogor.

      Salah seorang di antaranya merupakan staf di lingkungan Pemkab Bogor bernama Usep. \"Selebihnya merupakan pihak swasta,\" ujar Juru Bicara KPK Johan Budi di gedung KPK kemarin. Para pelaku tiba di gedung KPK sekitar pukul 19.00 dengan menggunakan tiga mobil. Mereka langsung masuk ke area basement.

      Pihak swasta yang dimaksud Johan adalah Sentot, direktur PT GP. Menurut penelusuran Jawa Pos, PT GP yang dimaksud sangat mungkin adalah PT Gerindo Baja Eka Perkasa. Perusahaan tersebut beralamat di kawasan Jatinegara, Jakarta. Selain Sentot dan Usep, empat orang lain yang dibekuk adalah Willy, Nana, dan dua orang sopir.

                Johan mengatakan, barang bukti yang didapat cukup besar. Barang bukti itu berupa sebuah tas ransel berisi uang pecahan Rp 50 ribu dan Rp 100 ribu dalam jumlah besar. \"Perhitungan sementara, jumlahnya mencapai 800 juta. Sisanya belum selesai dihitung,\" terangnya.

                Tidak berselang lama setelah penangkapan keenam orang itu, tim KPK meringkus seorang bernama Imam. Dugaan sementara, Willy, Nana, dan Imam merupakan perantara Sentot dengan Usep. \"Keyakinan kami saat menangkap, ada kaitan mereka dengan pejabat negara,\" lanjut Johan.

                Operasi tangkap tangan tersebut bermula dari informasi yang masuk ke KPK. Disebutkan, sekitar pukul 11.00, Sentot mengambil uang dalam jumlah besar di sebuah bank untuk keperluan perizinan lahan. Dia lalu membuat janji dengan Willy cs untuk mengadakan pertemuan di rest area Sentul.

                Sekitar pukul 16.00 datang dua mobil ke rest area tersebut. Sentot semobil dengan Nana, sedangkan Willy semobil dengan Usep. Mereka sempat makan di salah satu restoran di rest area tersebut. Setelah itu, Usep mengikuti Nana ke mobil Toyota Rush milik Sentot. Sedangkan Willy menunggu di mobil lain.

                Diduga transaksi berlangsung di dalam mobil. Sebab, setelah keluar dari mobil, Usep tampak membawa sebuah ransel. Padahal, dalam pengawasan KPK, ransel itu tidak ada saat Usep menuju mobil Sentot. Melihat kondisi tersebut, tim KPK langsung bergerak. Seluruh pelaku ditangkap tanpa perlawanan berarti. Hanya Willy yang harus diborgol karena tidak kooperatif.

                Johan mengatakan, saat ini ketujuh orang tersebut masih berstatus terperiksa. Pihaknya punya waktu hingga malam ini untuk menentukan status baru ketujuh orang itu. KPK juga akan terus mengembangkan kasus tersebut. \"Dugaan penyidik, transaksi itu ada kaitannya dengan perizinan lahan untuk kepentingan perusahaan yang dipimpin Sentot,\" katanya.

      Ini bukan kali pertama KPK sukses melakukan OTT. Salah satu yang menyita perhatian publik adalah penangkapan Ahmad Fathanah di Hotel Le Meridien Jakarta bersama seorang mahasiswi bernama Maharani Suciyono. Dalam operasi itu berhasil diamankan uang tunai Rp 1 miliar. OTT terkait dengan kasus suap impor daging sapi itu berakhir dengan penangkapan mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Luthfi Hasan Ishaaq.

(byu/ca)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: