Telan Dana Rp 146 M, Diarak Keliling London

Telan Dana Rp 146 M, Diarak Keliling London

Melihat Prosesi Pemakaman mantan PM Margaret Thatcher

Pemerintah Inggris mengadakan upacara pemakaman mewah. Ini sebagai bentuk penghormatan terakhir kepada mantan Perdana Menteri (PM) Margaret Hilda Thatcher.

------

KEMARIN (17/4) Ratu Elizabeth II, PM David Cameron, dan para mantan PM Inggris lain berkumpul di Katedral St. Paul untuk mengikuti misa bagi mendiang Thatcher. Bahkan, prosesi pemakaman tokoh berjuluk Iron Lady itu dikabarkan menhabiskan dana hingga USD 15 juta (sekitar Rp 145,69 miliar).

Selain para pejabat tinggi dan tokoh penting dari Inggris, para undangan dari sekitar 170 negara juga hadir dalam upacara kenegaraan tersebut. Bukan hanya kolega atau sekutu Thatcher, prosesi itu juga dihadiri para lawan politik dan kelompok anti-Thatcher.

’’Ada waktu dan tempat yang tepat untuk membahas kebijakan dan kepemimpinannya (Thatcher). Tetapi, bukan saat ini atau di tempat ini,’’ ungkap Uskup London Richard Chartres. Di hadapan para pelayat, rohaniwan 65 tahun itu memuji bahwa Thatcher merupakan sosok pemimpin yang sangat populer dan legendaris. Bukan hanya di Inggris, tapi juga di seluruh dunia.

Sebelum menjalani upacara kenegaraan di katedral, jasad Thatcher diarak ke berbagai wilayah Kota London. Mulai dari gedung parlemen, jenazah Thatcher diarak melewati Trafalgar Square dan kemudian menuju gereja St Clement Danes. Dari gereja yang terletak di kompleks Royal Air Force tersebut, jasad Thatcher dipindahkan ke atas kereta meriam dan kemudian diarak menuju Katedral St. Paul.

Lebih dari 700 personel Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara Inggris terlibat dalam arak-arakan itu. Mereka berjajar di sepanjang rute yang dilewati peti mati Thatcher. Untuk mengamankan prosesi yang mengundang perhatian dunia itu, pemerintahan Cameron mengerahkan sedikitnya 4 ribu personel kepolisian. Ledakan bom saat lomba Boston Marathon di Kota Boston, Amerika Serikat (AS), Senin lalu (15/4) membuat Inggris lebih waspada.

Upacara pemakaman yang akan berakhir dengan kremasi atau pembakaran jenazah Thatcher itu menyedot perhatian publik di Inggris. Ratusan ribu warga membentuk pagar betis di tepi jalan untuk menyaksikan arak-arakan peti mati Thatcher yang ditarik enam kuda hitam. Sebagian warga bahkan rela menginap di halaman katedral atau pinggir jalan yang dilewati arak-arakan.

Para pendukung dan pengagum Thatcher bersorak dan bertepuk-tangan saat peti jenazah Thatcher melintas. Tidak demikian dengan kelompok anti-Thatcher. Kemarin mereka memunggungi peti mati berbalut bendera Union Jack itu sebagai bentuk protes atas satu-satunya perempuan yang menjadi kepala pemerintahan Inggris itu. ’’Beristirahatlah dalam malu,’’ bunyi salah satu spanduk anti-Thatcher itu.

Sejumlah tokoh juga hadir dalam upacara pemakaman Thatcher. Di antaranya, mantan Wakil Presiden (Wapres) AS Dick Cheney, dan mantan Menteri Luar Negeri (Menlu) AS Henry Kissinger. Mantan First Lady (Ibu Negara) AS Nancy Reagan tidak hadir dalam upacara penghormatan terakhir bagi Thatcher itu. Padahal, sang suami, mendiang Presiden Ronald Reagan, merupakan sahabat Thatcher.

Beberapa undangan dari Eropa juga tak hadir. Mantan Presiden Uni Soviet Mikhail Gorbachev maupun Kanselir Jerman Angela Merkel berhalangan. Duta Besar Argentina untuk Inggris Alicia Castro juga tidak hadir dalam prosesi kemarin. Argentina dan Inggris masih terlibat ketegangan terkait status dan kepemilikan atas Kepulauan Falkland atau Malvinas.

(AP/AFP/RTR/BBC/hep/dwi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: