Kursi DPR RI Makin Panas
Rakyat Trauma, BPP Sulit Dicapai
JAMBI – Persaingan dalam memperebutkan kursi ke senayan pada pemilu 2014 mendatang bakal makin panas. Banyaknya DPR RI yang bolos, membuat tingkat kepercayaan terhadap institusi tersebut makin rendah. Hal ini sedikit banyak akan berpengaruh terhadap partisipasi pemilih. Termasuk partisipasi rakyat Jambi. Ketika partisipasi rendah, para caleg atau partai politik yang bertarung di Pemilu sulit untuk mencapai angka Bilangan Pembagi Pemilih (BPP).
‘’Pemilu 2009 lalu banyak yang tidak mencapai BPP, seperti untuk DPR RI itu hanya Ratu Munawarah yang mencapai BPP,” jelas Ketua KPU Provinsi Jambi, Azhar Mulia saat dikonfirmasi Jambi Ekspres .
Dirinya menyebutkan, untuk menentukan BPP, setelah suara sah partai ditotalkan seluruhnya dibagi dengan jumlah kursi dari Dapil yang bersangkutan. “Baru nanti tahu berapa jumlah BPP-nya,” katanya.
Dia mencontohkan, untuk Pemilu 2009 lalu misalnya, untuk DPRD Provinsi Jambi hanya sedikit parpol yang memperoleh BPP. Contohnya, untuk Dapil Jambi I dengan BPP 27.550, dari sekian banyak parpol yang bertarung saat itu hanya Demokrat yang mencapai BPP dengan perolehan suara sah 59.202.
Begitupun di Dapil Jambi II dengan BPP 29.552, yang mencapai BPP yakni Partai Golkar yang mendapatkan 34.851 suara sah dan Partai Demokrat dengan 44.846 suara sah. Sedangkan di Dapil III dengan BPP 31.330 dan Dapil IV dengan BPP 31.436 tidak satupun parpol yang perolehan suara sahnya mencapai BPP.
Pengamat Politik Jambi, Nasuhaidi saat dimintai tanggapannya soal BPP, menuturkan, pada tahun 2009 lalu parpol sulit untuk mencapai angka BPP karena banyaknya parpol sehingga suara terpecah. Meski Pemilu 2014 mendatang parpol tinggal sedikit, menurutnya juga akan sulit semua parpol memperoleh BPP.
“Arah akan sulitnya untuk mencapai BPP itu tetap, tapi jika partainya banyak itu lebih memungkinkan. Kalau sedikit ada kemungkinan lebih banyak yang mencapai BPP, tetapi sulit semua Parpol bisa mencapai BPP,” tuturnya.
Dijelaskannya, seperti untuk anggota DPR RI yang duduk saat ini saja, dari 560 orang itu hanya sedikit sekali yang mencapai BPP.
“Tidak sampai 20 orang yang mencapai BPP. Secara nasional saja sulit, padahal Caleg yang diturunkan itu ada menteri, ada profesor, politisi-politisi ulung. Orang yang mendapatkan BPP itu karena ada factor lain, misalnya karena factor keluarganya punya politik dinasti, contohnya Ratu Munawarah, ini karena ada factor X yang membuat dia bisa mencapai angka BPP. Kalau yang betul-betul murni itu bisa dihitung dengan jari,” jelasnya.
Dikatakan Nasuhaidi, hal yang bisa memperngaruhi sulitnya mencapai BPP seperti karena angka golput, suara tidak sah, Caleg tidak bisa memberikan kemistri kepada masyarakat dan factor lainnya. Selain itu juga disebabkan persoalan ekonomi. Selama ini, banyak warga yang enggan mengorbankan pekerjaan untuk menyalurkan hak pilihnya. “Mereka menganggap Pemilu tidak memberikan harapan terhadap pembaharuan ekonomi baginya,” katanya.
“Mungkin juga karena factor empiris, masyarakat kecewa dengan anggota dewan yang kinerjanya rendah, janji-janjinya tidak terpenuhi. Sehingga masyarakat trauma, buktinya anggota dewan kita cenderung berganti-ganti, masyarakat ingin cari penggantinya,” pungkasnya.
Jafar Ahmad Pengamat Politik Jambi lainnya, juga tidak jauh berbeda dengan Nasuhaidi. Menurutnya pada Pemilu 2009 lalu banyaknya parpol juga menjadi salah satu factor penyebab sulitnya mencapai BPP.
“2009 lalu itu karena pembagiannya terlalu banyak. Kalau sekarang dengan 12 partai kemungkinan besar banyak yang bisa meraih BPP, calonnya kan relative lebih sedikit. Memang tidak semua partai bisa mencapai BPP,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: