Pelaku Bom Poso Jaringan Santoso

Pelaku Bom Poso Jaringan Santoso

JAKARTA- Identitas jasad pelaku bom bunuh diri di Mapolres Poso, Sulawesi Tengah, hingga kini masih gelap. Tim DVI dan inafis Mabes Polri masih meneliti sampel DNA yang diambil dari jasad tersebut. Meski begitu, hampir bisa dipastikan si pelaku merupakan bagian dari kelompok Santoso.

                Kemarin, Mabes Polri mempublikasikan ciri-ciri khusus yang ada pada jasad pelaku. Sebelumnya, Kapolres Poso hanya menyebutkan ciri umum pelaku. Yakni, berusia antara 30-35 tahun, rambut gondrong edikit keriting, berwajah lebar, dan berparas tampan. Hasil identifikasi awal, tim DVI, pelaku memiliki beberapa ciri khusus.

                Di antaranya, tinggi badan antara 165-170 sentimeter, kulit sawo matang, ada tahi lalat berambut di dada kiri dan tangan kiri depan. \"Selain itu ada bekas jahitan di lengan bawah kiri bagian depan,\" terang Karopenmas Mabes Polri Brigjen Boy Rafli Amar kemarin.

                Ciri khusus tersebut diumumkan karena belum ada satu pihak pun yang mengklaim memiliki hubungan dengan pelaku. Baik keluarga, tetangga, maupun rekan. Sehingga, pengambilan sampel pembanding juga belum bisa dilakukan. Tubuh pelaku yang sebagian sudah tercerai berai kini dikumpulkan menjadi satu di kamar mayat RS Bhayangkara Palu, Sulawesi Tengah.

                Dugaan jika pelaku merupakan bagian kelompok Santoso juga kian kuat. Selain dari ciri bom yang khas kelompok Santoso, serangan juga dilakukan dengan sasaran aparat kepolisian. Serangan tersebut mirip dengan yang dilakukan di Mapolsek Pasar Kliwon, Surakarta, pada 20 November 2012.

                Bedanya, tidak ada aksi bom bunuh diri di mapolsek tersebut. Bom rakitan hanya diletakkan di samping musala mapolsek sebelum ditemukan oleh penjual angkringan.bom itu diyakini milik jaringan Farhan, terduga teroris yang tewas dalam baku tembak dengan anggota Brimob beberapa waktu sebelumnya.

                Farhan berafiliasi pula dengan Santoso karena pernah menjalani i\"dad asykari (latihan militer) di Tamanjeka, Sulawesi Tengah. Para peserta i\"dad asykari berasal dari berbagai daerah. Santoso sendiri kini tengah menjadi buronan Densus 88 Antiteror. \"Selain itu ada Autad Rawa alias Sabar, dan Upik Lawang, tokoh di Sulawesi Tengah,\" lanjut mantan Kabidhumas Polda Metro Jaya itu.

                Mabes Polri juga belum bisa memastikan apakah pelaku merupakan jaringan baru atau lama. Pihaknya masih menunggu hasil identifikasi. Jika sudah ketahuan identitasnya, barulah polisi bisa merunut jaringan yang terkait dengannya. \"Yang jelas, sasaran mereka baik jaringan lama maupun baru sama, yakni aparat kepolisian,\" ucapnya.

                Boy menambahkan, pelaku bom bunuh diri di Mapolres Poso memicu sendiri bomnya. Menurut dia, umumnya bom bunuh diri dilakukan sendiri. Seperti bom bali I dan II, Bom Marriott, dan bom di hotel Ritz Carlton Jakarta. \"Bedanya, peristiwa itu bisa berlangsung sesuai sasaran yg diharapkan atau tidak, karena bergantung kondisi psikologis si pelaku,\" tambahnya.

                Di bagian lain, Mabes Polri mengklaim mendapat temuan baru dalam pengembangan kasus ledakan bom rakitan di PT Arifin Sidayu di Lumajang. Pengembangan itu didapat setelah penyidik menginterogasi Fungki Isnanto, salah seorang tersangka yang diduga meletakkan bom tersebut hingga meledak.

                Beberapa waktu sebelum terjadi ledakan, Fungki menghubungi seseorang lewat situs jejaring sosial. Dia juga melakukan transaksi elektronik lewat situs tersebut. \"Ada kejanggalan di pembicaraan di situ,\" terang Boy. Meski begitu, alumnus Akpol 1988 itu menolak menyebutkan secara spesifik isi pembicaraan maupun transaksi elektronik yang dilakukan Fungki.

                Pascatemuan tersebut, tim Densus 88 diterjunkan untuk mem-back up penyidikan di Polres Lumajang. Selain itu, saat ini polisi sedang menelusuri material yang ada dalam bom tersebut. \"Ini masih dikaji, karena bahan materialnya mirip (bom) aksi teror,\" katanya. Material dari logam tersebut sangat tidak wajar untuk disebut sebagai bom bondet.

(byu)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: