Selamat Jalan Bang Taufiq

Selamat Jalan Bang Taufiq

Didekat Pusara Taufiq Kiemas, SBY Salami Mega

JAKARTA-  Ribuan orang turut mengantar prosesi pemakaman jenazah Taufiq Kiemas di Taman Makam Kalibata Jakarta kemarin (9/6). Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang langsung bertindak sebagai pemimpin upacara pemakaman jenazah ketua MPR yang juga suami dari Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri tersebut.

                Prosesi diawali dengan pembacaan profil singkat almarhum. Diikuti kemudian sambutan dari pihak keluarga Taufiq Kiemas yang diwakili anak pertamanya Rizky Pratama. Hampir selama prosesi dilangsungkan, sang istri Megawati Soekarnoputri yang berdiri di belakang batu nisan, tampak terus menangis. Dia didampingi putrinya Puan Maharani, Guruh Soekarnoputra, serta Ibu Negara Ani Yudhoyono.

       Diseberang Mega, SBY berdiri selaku inspektur upacara didampingi Kapolri Timur Pradopo dan Panglima TNI Agus Suhartono. \" Kita telah kehilangan salah seorang putra terbaik bangsa, politisi terkemuka, tokoh penegak demokrasi, konsiliator, dan seorang negarawan,\" ujar SBY dalam sambutannya selaku pemimpin upacara.

       Pada kesempatan itu, presiden sempat menyinggung sepenggal perjalanan hidup Taufiq yang mengantar tokoh kelahiran 31 Desember 1943 itu menjadi tokoh politik yang disegani seperti sekarang. Taufiq, kata SBY, sepanjang hayatnya telah mengabdikan dirinya untuk kepentingan bangsa dan negara. 

       SBY memulainya dengan mengungkap keputusan Taufiq muda bergabung dengan Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), semasa menjadi mahasiswa. Lalu, dilanjutkan dengan menyebut perjuangan politik Taufiq melalui Partai Demokrasi Indonesia (PDI), dan pertama kali terpilih sebagai anggota DPR/MPR masa bakti 1987-1992. Selama 4 periode berikutnya, almarhum terus mendarmabaktikan dirinya di DPR RI hingga akhir hayatnya.

       Selama periode itu, kata SBY, Taufiq telah menunjukkan konsistensi,  ketegaran, dan keteguhan dalam melakukan perjuangan politik yang diyakini. \"Almarhum tampil sebagai tokoh politik yang disegani, seorang penegak demokrasi yang gigih, seorang nasionalis sejati, dan seorang  negarawan yang berpikir jauh melewati kepentingan politik pribadinya,\" lanjut SBY.

                Tidak berhenti di situ, SBY terus membeber hal-hal lain yang membuat kepergian Taufiq merupakan suatu kehilangan bagi bangsa dan negara. \"Dengan jujur dan hati yang bersih, harus kita akui bahwa almarhum telah memberikan begitu banyak jasa kepada bangsa dan negara,\" imbuh presiden.

                Selama ini, sudah menjadi rahasia umum bahwa hubungan Megawati sebagai presiden pendahulu dan SBY agak renggang. Dalam banyak kesempatan, Taufiq lah yang tampil sebagai fasilitator dan penghubung diantara keduanya. Bahkan, sejumlah momentum keduanya akhirnya bisa bertemu dalam satu forum kembali.

                Kemarin, usai acara pemakaman, momen yang selama ini rajin diusahakan Taufiq semasa hidup kembali terjadi. SBY sempat mengucapkan belasungkawa secara langsung ke sang istri yang juga merupakan putri RI proklamator Soekarno itu.

       Mendekat ke pusara Taufiq, SBY menyampaikan langsung ucapan ikut berduka. Presiden yang mengenakan setelan jas hitam lengkap dengan peci menyalami Mega. Salaman hangat SBY itu disambut Mega yang mengenakan pakaian serba hitam dan kerudung putih. SBY menggenggam erat tangan kanan Mega dengan dua tangannya.

       Prosesi  pemakaman yang sesekali diiringi seruan takbir dan ucapan \"Merdeka\" itu secara umum berlangsung khidmad hingga akhir. Puan Maharani mewakili keluarga secara simbolis menyekop tanah untuk menimbun makam sang ayah. Usai makam ditimbun, presiden meletakkan karangan bunga atas nama negara di atas makam, disusul Megawati yang meletakkan karangan bunga dengan dibantu dua orang.

       Sekitar pukul 12.15, Presiden meninggalkan lokasi pemakaman Taufik Kiemas melalui jalan setapak selebar satu setengah meter. Saat berjalan, beberapa kali Presiden tampak menyeka keringat. Suhu di sekitar TMP Kalibata kemarin siang cukup panas, yakni 34 derajat celcius. Banyaknya warga dan simpatisan PDIP yang ikut melayat membuat suasana makin gerah.

Paspampres yang berupaya meminta kerumunan warga yang berada di sekitar jalan setapak untuk minggir kesulitan. Warga tetap bisa menerobos barikade yang dibuat. Mereka berebut untuk bersalaman dengan SBY maupun Ibu Negara Ani Yudhoyono. SBY sempat berhenti beberapa kali untuk menyalami warga peziarah atau sekedar mengucapkan salam sembari tersenyum.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: