CSR PT SKU Belum Disalurkan
Dua Desa Nyaris Bentrok
MUARA BUNGO - Penyaluran Corporate Social Responbility (CSR) PT SKU kepada delapan dusun yang berada di sekitar PT SKU belum juga terealisasi. PT SKU dituding hanya mengumbar janji segera menyalurkan CSR kepada delapan dusun itu.
Kemarin malam, dua dusun, Candi dan Batang Uleh nyaris bentrok. Satu orang korban akibat lemparan benda keras atas nama Idris, warga Batang Uleh. Pelemparan ini diduga dilakukan oleh warga dusun Candi. Malam itu juga, Idris langsug dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Hanafie Muara Bungo.
Salah satu warga, yang tidak mau namanya disebutkan mengatakan, insiden tersebut terjadi gara-gara pengurus Koperasi TSBU yang membawa sawit melebihi tonase. “Sebenarnya sudah kita maafkan, dia (Idris, red) sudah kita suruh lewat. Entah kenapa, beberapa waktu kemudian, dia datang lagi membawa parang ke lokasi portal. Inilah puncaknya. Mungkin dia merasa bagak,” kata salah seorang warga Talentam yang meminta agar namanya tidak disebutkan.
“Masalah ini terjadi gara-gara PT SKU. Idris itu orang Koperasi Tua Sepakat Batang Uleh (TSBU). Jadi, Bukan perang antar dusun,” kata Hasim Ayub, warga Candi, yang juga menjabat sebagai anggota DPRD Kabupaten Bungo.
Ditambagkannya, antara desa Candi dan Batang Uleh itu tidak mungkin terjadi bentrok. “Diluar perkiraan kito. Sekarang sudah ada pendekatan-pendekatan,” jelasnya.
Dia menyebut, perselisihan antara warga Candi dan Batang Uleh itu, dikarenakan adanya kesalah pahaman tentang pemberian CSR yang harusnya diberikan PT SKU. “Tidak ada penyerangan. Masalah ini sudah diserahkan ke pihak kepolisian. Sekarang tinggal mencari pelaku utama. Kita tidak pingin terjadi bentrok,” pungkasnya.
Untuk meredam masalah ini, dua dusun langsung melakukan pertemuan. “PT SKU ini seakan-akan membuat warga perang. Tolong jelaskanlah kepada masyrakat tentang CSR itu,” pintanya.
Sementara itu, Sayuti, warga Batang Uleh menyebut, insiden tersebut terjadi berawal dari anggota dewan yang ingin melakukan pemblokiran dan membuat portal agar PT SKU tidak mengangkut TBS melebihi tonase. Menurutnya, terlibatnya anggota dewan dalam masalah ini berbau politik. “Jangan dibawa ke ranah politik dalam masalah ini. Kita sudah usahakan jangan terjadi bentrok,” pungkasnya.
Informasi dilapangan menyebut, setelah insiden tersebut, pihak kepolisian telah meminta keterangan terhadap Rio dusun Candi, Ismail. Untuk menyelesaikan permasalahan itu, kemarin (2/7) pihak PT SKu, dewan, pihak kepolisian dan instansi terkait langsung mengadakan rapat di Dewan Pearwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Bungo.
Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Bungo, H. Kamal mengatakan, rapat kali ini adalah rapat yang ke empat kalinya. Namun, belum ada keputusan yang diberikan oleh PT SKU. Pada rapat sebelumnya, dikatakan H. Kamal, ada beberapa keputusan.
Diantaranya, Dishut harus mengadakan rapat antara SKU, petani dan eksekutife. Tetapi, setelah ditunggu-tunggu muncul rapat yang tidak menuaikan hasil. “Pemkab harus mediasi masalah ini,” ujarnya.
Menurut Kapolsek Tanah Sepenggal, Irwandi, bentrok antara dusun Candi dan Batang Uleh ini sudah sangat mencekam. Dia meminta agar pihak terkait secepatnya menyelesaikan masalah tersebut. “Masyarakat sudah resah dengan ketidak pedulian perusahaan terhadap mereka,” katanya.
Malam kemarin saja, dikatakan Kapolsek, empat dusun yang ada di sekiatr Batang Uleh bergabung menjadi satu. Begitu juga dusun Candi dan Talentam. “Untuk meredam emosi mereka, kami bentuk dua tim. Selain itu, kita juga mendapatkan bantuan dari Brimod Datasemen B Pamenang untuk mengamankan situasi,” pungkasnya.
(fth)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: