Cetak Sawah Tunggu Hasil SID
SAROLANGUN - Tahun ini, Dinas Pertanian (Dispertan) Sarolangun kembali melakukan program cetak sawah baru dari dana APBN melalui Bantuan Sosial (Bansos) Kementerian Pertanian RI yang langsung disetor ke setiap kelompok tani.
‘’Pelaksanaan cetak sawah baru diperkirakan sekitar pertengahan Juli ini. Sebab saat ini tengah dilakukan survey investigasi disain (SID) oleh tim yang berasal dari Dispertan kabupaten dan provinsi. Kelompok tani sudah siap, tinggal menunggu hasil SID,’’ ujar Kadispertan Sarolangun, Ir Joko Susilo, melalui Kabid Sarana dan Prasarana, Asnawi SP.
Menurutnya ada sejumlah kecamatan yang menjadi sasaran SID, yakni Kecamatan Bathin VIII, Pauh, Air Hitam, Mandiangin dan Kecamatan Pelawan. Tahun ini, Kementerian Pertanian telah mengalokasikan 300 hektar cetak sawah baru untuk Kabupaten Sarolangun dengan anggaran Rp 7,5 juta perhektar. “Namun jumlah 300 hektar itu belum pasti, bisa saja berkurang tergantung dari hasil SID,” tambahnya.
Menurutnya, ada sejumlah persyaratan sehingga suatu lokasi layak dijadikan cetak sawah baru, seperti tanah yang digarap tidak dalam sengketa, kepemilikan jelas. Kemudian kelompok tani harus eksis, dan memenuhi persyarat teknis lainnya seperti memiliki sumber air dan hal-hal lainnya.
Dikatakannya, dana Rp 7,5 juta perhektar tergolong kecil. Kalau ditenderkan dana tersebut tidak cukup, tapi berhubung program tersebut dilaksanakan secara swakelola oleh kelompok tani, maka bisa dikerjakan. “Kalau hanya mengandalkan dana Bansos, tidak bias berjalan maksimal, harus ada partisipasi dari kelompok tani, sehingga meski dana minim namun hasilnya maksimal,” ujarnya.
Untuk bisa mendapatkan program cetak sawah baru berdasarkan usulan dari kelompok tani yang masuk ke Dispertan. Setelah usulan masuk baru dintinjau lagi dari aspek teknis. “Yang mendapatkan cetak sawah baru harus benar-benar kelompok tani yang siap. Dan kami tidak bisa sembarangan,” ungkapnya.
Diakuinya di suatu lahan yang telah dilakukan cetak sawah baru, ada sejumlah kelompok tani yang enggan menggarapnya dengan berbagai alasan. Selain yang gagal yang berhasil juga cukup banyak seperti di Desa Penegah, hasil panen dari sawah hasil cetak baru lebih besar dibandingkan sawah biasa. “Untuk kelompok tani yang enggan menggarap lahan akan terus dibina agar bisa menggarap lahan, untuk dibutuhkan peran aktif dari PPL,” tukasnya seraya menginformasikan, cetak sawah baru ini, merupakan upaya untuk melestarian areal persawahan untuk mencegah alih fungsi lahan menjadi areal perkebunan.
(bnr)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: