Dusun Candi dan Batang Uleh Berdamai

Dusun Candi dan Batang Uleh Berdamai

Kasus Hukum Dilanjutkan

MUARA BUNGO – Pertikaian antara dusun Batang Uleh dan Candi akhirnya berakhir. Kedua dusun akhirnya sepakat berdamai. Perdamaian itu terjadi setelah ada perundingan antara warga dusun Batang Uleh dan dusun Candi. Ketua Lembaga Adat Bungo H Mahmud HS, Mashuri, dan Kapolres, mengiringi jalan damai tersebut di ruang utama kantor bupati Bungo.

            Dalam proses damai, H Mashuri meminta kepada masyarakat kedua belah pihak agar tidak usah lagi melihat kebelakang dalam masalah ini. Artinya dia berharap apa yang terjadi sebelumnya agar dilupakan, sehingga tidak ada lagi dendam antar masyarakat.

            Dikatakan Mashuri, terkait dua orang yang menjadi korban selama bentrok, itu akan menjadi tanggung jawab Pemkab Bungo. Seluruh pengobatan terhadap Idris, warga Rambah, dan Yahya, warga Telentam, akan ditanggung pemerintah.

            “Keduanya akan menjadi tangung jawab kita,” kata Mashuri, dihadapan warga kedua belah pihak.

            Terkait dengan CSR dan penggunaan jalan olehe PT SKU yang menjadi pangkal peresoalan, menurut wabup, masalah itu akan dibicarakan lebih lanjut. Untuk sementara, angkutan TBS Sawit PT SKU tidak boleh lagi menggunakan jalan di Dususn Candi dan Telentam.

            “Masalah itu akan kita bicarakan lagi. Yang penting, sekarang kita berdamai,” pungkasnya.

            Sementara itu, H Mahmud mengatakan, pihak Lembaga Adat dan pemda sudah mendatangi masing-masing pihak. Kesimpulan yang diambil, semuanya menghendaki penyelesaian secara baik.

            “Soal luko luki lebam, tanggung jawab pemda. Yang penting kedua belah pihak sepakat mengambil jalan terbaik dan sudah menyerahkan tando patuh,” pungkasnya.

            Dalam rapat yang digelar di ruang utama kantor bupati itu, dikatakan Firdaus, seorang utusan dari dusun mengatakan, permasalahan ini timbul akibat dari PT SKU.

            Sebelumnya, tidak pernah terjadi bentrok antara dusun Candi dan Batang Uleh.   “Kita yang tergabung di empat dusun batang uleh tidak pernah ribut dengan dusun candi dan talentam,” pungkasnya.

            Hal yang sama juga disampaikan oleh Rio dusun Rambah, Kafarudin, katanya, dirinya sepenuhnya menyerahkan masalah ini kepada lembaga Adat Bungo, untuk damai.  

            “apopun keputusan lembaga adat, kita ngikut saja,” akunya.

Tak hanya itu, sebagian warga dari dusun Telentampun juga mengatakan hal yang demikian. Ia menyerahkan sepenuhnya kepada lembaga adat Bungo. Meskipun damai, ada catatan yang harus dilakukan. Yakni, orang-orang yang memicu terjadinya kerusuhan antar dusun ditangkap dan diproses secara hukum.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: