Mengikis Sepilis Melalui Puasa
Oleh Abd.Mukti
DALAM iklim reformasi nampaknya banyak memunculkan paham dan pemikiran “aneh” di negeri yang mayoritas Muslim ini.Antara lain paham dan pemikiran “sepilis”, yaitu sekularisme, pluralisme dan liberalisme. Suatu paham yang sudah menjangkiti kebanyakan umat Islam.
Ketiga paham warisan Snock Horgronye itu, sejatinya sama saja, sama-sama menggiring Islam kearah “Islam moderat”, yakni Islam yang lebih pro-Barat dan tercabut dari akar pemahaman Islam yang sebenarnya.
Munculnya aliran Ahmadiyah misalnya,merupakan salah satu jalan untuk menggerogoti pemahaman Islam. Dengan berbagai cara kaum “sepilis” mendukung keberadaan aliran sesat ini, termasuk aliran sesat lainnya, seperti Syiah, Salamullah ( Lia Eden), Bahai dan al-Qiyadah ( Mosaddiq).Dan ini nampanya proyek besar negara besar, jika Ahmadiyah diakui sebagai bagian dari Islam, maka ini menjadi entry-point untuk merusak bagian-bagian Islam lainnya.
Kesesatan “Sepilis”
Kesesatan “Sepilis” nampaknya bukan sekedar terkait masalah “furu”iyah” atau cabang agama yang memang membuka pintu ijtihad, tapi kesesatannya sudah masuk ke dalam ajaran pokok Islam, yakni ajaran yang berkaitan dengan akidah Islam.
Apa dan siapa sebenarnya “Sepilis” itu ?
”Sepilis” adalah paham atau ajaran yang berhaluan sekularisme,pluralisme dan liberalisme. Sekularisme adalah paham pemisahan urusan dunia dari Agama. Agama hanya digunakan untuk mengatur pribadi dengan Tuhan.Sedangkan hubungan sesama manusia diatur hanya dengan berdasarkan kesepakatan sosial. Para pengembannya gencar mengkampanyekan Islam Yes dan politik No, padahal Islam adalah way of life, petunjuk dan pegangan hidup umat manusia.
Pluralisme adalah suatu paham yang mengajarkan persamaan, sedangkan pluralisme agama adalah paham yang mengajarkan bahwa semua agama adalah sama, dan karenanya kebenaran setiap agama adalah relatif. Oleh sebab itu, setiap pemeluk agama tidak boleh mengklaim bahwa hanya agamanya saja yang benar, sedangkan agama yang lain salah. Padahal al-Qur”an dan as-Sunnah menegaskan bahwa Islamlah satu-satunya agama yang benar, yaitu Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. Allah Ta”ala berfirman, “Sesungguhnya agama yang benar di sisi Allah hanyalah Islam.” (Ali Imron: 19). Nabi juga bersabda, “Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya. Tidaklah ada seorang pun yang mendengar kenabianku, baik Yahudi maupun Nasrani kemudian mati dalam keadaan tidak beriman dengan ajaran yang aku bawa kecuali pastilah dia termasuk di antara para penghuni neraka.” (HR. Muslim). Kalau Allah dan Rasul-Nya sudah menyatakan demikian, maka anda pun bisa mengatakan paham liberal itu kontradiksi dengan isi al-Qur”an dan as-Sunnah tersebut.
Ini artinya kita tidak boleh mencampuradukkan akidah Islam dengan lainnya. Untuk itu, tidaklah benar adanya paham bahwa semua pemeluk agama akan masuk dan hidup serta berdampingan di surga,suatu paham yang kabur, sesat.dan menyesatkan.
Sedangkan liberalisme adalah, memahami nash-nash agama ( al-Qur”an dan as-Sunnah ) dengan menggunakan akal pikiran yang bebas dan hanya menerima doktrin-doktrin agama yang sesuai dengan akal pikiran manusia.
Berdasarkan keputusan fatwa Majelis Ulama Indonsia ( MUI ), tanggal 29 Juli 2005, bahwa paham “sepilis” diatas adalah bertentangan dengan ajaran Islam. Untuk itu, umat Islam haram untuk mengikutinya. Dalam masalah akidah dan ibadah, umat Islam wajib bersikap ekseklusif, dalam arti haram mencampuradukkan akidah dan ibadah umat Islam dengan akidah dan ibadah pemeluk agama lain.
Bagi masyarakat Muslim yang tinggal bersama pemeluk agama lain ( pluralitas agama), dalam masalah sosial yang tidak berkaitan dengan akidah dan ibadah, umat Islam bersikap inklusif, dalam arti tetap melakukan pergaulan sosial dengan pemeluk agama lain sepanjang tidak saling merugikan.
Kesesatan para pengemban sepilis jelas, mereka mengaku mukmin, namun kufur terhadap sebagian syariat Allah. Bahkan diantara mereka tidak sedikit yang terjebak logika sesat iblis dengan menuhankan akal dan melecehkan syariat Islam yang tidak sejalan dengan logika mereka.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: