>

Kepastian Peradaban Belum Diketahui

Kepastian Peradaban Belum Diketahui

Soal Penemuan Situs Bersejarah di Tebo

JAMBI- Peneliti dari Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Jurusan Arkeologi Universitas Indonesia (UI) melakukan kegiatan ekskavasi (penggalian, red) di di Dusun Ulu Gedung, Desa Tuo Sumay, Kecamatan Sumay, Kabupaten Tebo, Provinsi Jambi. Kegiatan ini dalam rangka Kuliah Kerja Lapangan (KKL) UI yang dilaksanakan sejak 20 Agustus hingga tanggal 25 Agustus lalu.

          Sayangnya, belum diketahui peradaban dari abad keberapa yang ditemukan di lokasi tersebut. Dr R Cecep Eka Permana, yang memimpin kegiatan ekskavasi ini menjelaskan, untuk mengetahui hal tersebut membutuhkan proses yang cukup panjang.

          “Itu tergantung kondisi di lapangan. Kalau seandainya kita menemukan prasasti disana, maka langsung bisa kita simpulkan dan tahu itu dari tahun berapa. Atau kalau tidak, kita melakukan carbon rating dan diteliti hasil yang ada disana. Namun untuk melakukan carbon rating ini membutuhkan waktu 2 sampai 3 bulan dan biayanya tidak murah,” sebutnya kepada sejumlah wartawan.

          Ditanya bagaimana tim peneliti bisa mengetahui di lokasi tersebut ada situs bersejarah? Dia mengatakan, hal itu diketahui berdasarkan survey kepustakaan dan informasi yang didapatkan dari masyarakat. “Ini memang masih sulit untuk kita ketahui dari abad berapa candi itu. Karena keramik yang kita temukan juga terbatas. Selain itu, juga belum dapat disimpulkan apakah itu pemukiman, rumah ibadah atau pusat kota,” katanya.

          “Akan tetapi, sepertinya, yang ditemukan di Tebo ini adalah rumah ibadah. Karena disana kita temukan pecahan melengkung yang biasanya ada di sebuah stupa. Kalau dilihat dari itu, bisa jadi ini merupakan rumah ibadah Budha. Karena kita ketahui, agama Budha dulu memang banyak,” lanjutnya.

          Dia menjelaskan, riwayat penelitian situs ini berawal pada tahun 1990 berupa pameran Pembangunan Jambi. saat itu, dipamerkan bata kuno dari Tuo Sumay. Bata tersebut dipamerkan oleh perwakilan Bungo-Tebo. Bata kuno yang ditemukan diduga memperkuat keberadaan candi pada wilayah tersebut.

Sementara itu, pendataan yang dilakukan oleh Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala Jambipada tahun 1991 tidak menghasilkan banyak informasi.Hal ini dikarenakan lokasi penelitian banyak ditumbuhi pohon salak dan pohon-pohon lain yang berbatang besar.

Berdasarkan laporan penduduk diketahui pula bahwa dari lokasi penelitian pernah ditemukan perhiasan emas seperti tusuk konde, cincin, dan jarum serta piring-piring keramik. Maka, pada tahun 1995 dilakukan survei di lokasi ditemukannya bata-bata kuno. Hasil survei menunjukkan bahwa fragmen bata-bata ditemukan di atas gundukandan sekitar rumah-rumah penduduk.

Fragmen bata-bata tersebut dimanfaatkan masyarakat untuk alas tiang rumah, dapur, teras, dan halaman rumah. Kemudian, pada tahun 1996 pemagaran  gundukan dilakukan di sisi barat dan utara yang berbatasan dengan rumah penduduk serta di sisi timur dan selatan berbatasan dengan kompleks makam.

Maka, pada tahun 1999 dilakukan ekskavasi penyelamatan oleh Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala Jambi. Ekskavasi tersebut membuka 5 kotak. Sebanyak 4 kotak diantaranya berukuran 2,5 m x 1,5 m dan 1 kotak berukuran 2 m x 2 m. Kegiatan ekskavasi penyelamatan tersebut menemukan keramik asing berbentuk wadah yaitu bagian tepian, badan, dasar, bibir, dan karinasi.

Selain itu, ditemukan pula batuan berupa kerikil kuarsa susu dan kerakal serta bata dan arang.  Keberadaan keramik menunjukkan adanya pemukiman tua di pinggir Sungai Sumay.Keberadaan pemukiman tua tersebut didukung pula dengan banyaknya rumah tua dan adanya kubur-kubur tua dari kayu yang telah memfosil yang oleh masyarakat setempat disebut batu sungkay.

Sementara itu, pada tahun 2001 (lima kotak gali, red) dan 2002 (enam kotak gali, red) juga dilakukan penggalian oleh Balai Arkeologi Palembang. Pada penggalian tersebut ditemukan struktur bata, pecahan keramik, dan temuan lainnya.

Berdasarkan hasil kegiatan ekskavasi yang dilakukan tim peneliti ini, disimpulkan sementara bahwa diperkirakan ditemukan dua sisa bangunan candi. Bangunan candi pada gundukan pertama berdasarkan indikasi sudut atau sisi bangunan yang terlihat diperkirakan berukuran 11 x 8 meter. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: