>

PU Larang Petani Tanam Padi

PU Larang Petani Tanam Padi

JAKARTA-  Kementerian Pekerjaan Umum (PU) menghimbau kepada para petani agar tidak menanam tanaman jenis padi saat puncak musim kemarau yang diperkirakan terjadi sekitar September besok. Himbauan tersebut dimaksudkan untuk mengantisipasi berkurangnya persediaan air baku yang biasa terjadi saat musim kemarau.

Direktur Bina Penatagunaan Sumber Daya Air (SDA), Arie Setiyadi Moerwanto menyebutkan bahwa prakiraan puncak musim kemarau yang menyebabkan kekeringan akan terjadi di sebagian kecil Pulau Sumatera, Jawa Timur, dan Nusa Tenggara Timur.

\"Kekeringan pada musim kemarau akan ditandai apabila seperempat hingga dua pertiga daun kering dimulai pada bagian ujung daun,\" kata Arie di ruang kerjanya kemarin (29/8).

Oleh sebab itu, dia menghimbau kepada para petani di lokasi rawan kekeringan tersebut agar tidak menanam tanaman jenis padi. Karena menurutnya, para petani dapat mengalami puso atau gagal panen apabila tanaman padi yang mereka tanam tidak mendapat pasokan air baku yang cukup saat musim kemarau.

\"Kami minta agar mereka mentaati jadwal tanam sesuai dengan arahan pemerintah misal dengan menanam tanaman palawija yang tidak butuh banyak air,\" ujar Arie.

Meski demikian, Arie menyatakan bahwa pemerintah dalam hal ini Kementerian PU siap untuk menjamin kecukupan pasokan air baku di seluruh Indonesia saat puncak kemarau. Berdasarkan hasil pemantauan di 16 waduk utama di Indonesia, Arie mengatakan bahwa keadaan air masih diambang batas normal.

Waduk utama tersebut di antaranya waduk Djuanda, Cirata, dan Saguling di Jawa Barat serta 5 waduk di Jawa Timur, yaitu Lahor, Selorejo, Bening, Wonorejo. Sementara waduk Sutami yang terletak di Kecamatan Sumberpucung, Malang hingga saat ini masih berstatus siaga \"Saat ini total volume efektif waduk di Indonesia sebesar 14 miliar meter kubik air baku. Sementara berdasarkan hasil pemantauan, rata-rata keadaannya masih normal,\" ucapnya.

Selain itu, Arie menambahkan bahwa pihaknya juga telah menyediakan bantuan berupa pompa air yang sewaktu-waktu dapat dikirim ke daerah yang mengalami kekeringan. \"Kami harap bantuan tersebut dapat digunakan saat terjadi krisis air baku,\" imbuhnya.

(dod)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: