Tolak Kontes Kecantikan Miss World 2013

Tolak Kontes Kecantikan Miss World 2013

Oleh Abd.Mukti,S.Ag

      INDONESIA akan menjadi sorotan dunia. Bukan karena sebuah kesuksesan yang patut dibanggakan tapi karena menjadi tuan rumah Miss World 2013. Kontes kecantikan internasional ini akan diikuti oleh perwakilan lebih dari 135 negara.Upacara pembukaannya akan digelar di Nusa Bali, 7 September 2013.

      Beragam kegiatan kontes dalam ajang Miss World ini akan digelar  hingga malam puncak pemilihan Miss World 2013 di Sentul International Convention Center, Bogor Jawa Barat, 28 September 2013. Di ajang itulah, perempuan-perempuan akan bersaing memamerkan tubuh mereka di hadapan dewan juri dari berbagai belahan dunia. Jurinya tidak hanya perempuan, tapi  juga laki-laki. Dan, dapat dipastikan penontonnya banyak laki-lakinya.

      Kontes kecantikan yang akan disiarkan ke seluruh penjuru dunia oleh MNC Group itu nampaknya sudah mendapat izin dari Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan,Bahkan seperti yang diberitakan Antara (4/4/13)  ia mendukungnya. “Ajang Miss World ini berbeda dengan ajang sejenis lainnya karena saat puncak acara tidak menggunakan bikini, Insya Allah lebih sopan”, katanya.

Ormas Islam Menolak

      Rencana kontes kecantikan Miss World yang akan di gelar di Bali dan Bogor itu jauh hari ditentang dan ditolak oleh umat Islam Indonesia. Berbagai ormas Islam, seperti Majelis Ulama Indonesia (MUI), Front Pembela Islam (FPI), Forum Umat Islam (FUI), Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) dengan tegas menolak rencana kontes kecantikan internasional itu. Di awal April lalu, MUI Kabupaten Bogor dengan tegas menolak penyelenggaraan acara itu yang dinilai hanya akan menjadi kontes kemaksiatan. “Baru rencana saja sudah kami tolak itu. Kami tolak dengan keras bahkan!”, tegas KH Ahmad Mukri Ali kepada mediaumat.com. Ketua MUI Pusat, KH Amidan juga menyatakan dengan tegas bahwa MUI menolak ajang Miss World yang akan diselenggarakan di Indonesia ini. “ Alasannya karena kontes itu menjadikan wanita sebagai objek dan hanya dijadikan ajang cari untung saja”, katanya kepada wartawan BBC Indonesia, Pinta Karana (23/8).

       Senada dengan MUI,ormas pimpinan Habib Rizieq, FPI juga dengan keras menolak kontes umbar aurat yang akan dilaksanakan di Bali dan Sentul Bogor Jawa Barat itu.Alasannya, menurut FPI ajang Miss Wirld itu bertentangan dengan nilai-nilai agama dan budaya bangsa Indonesia. “Jika ada yang bilang tidak akan ada pakai bikini, itu omong kosong”, ujar Habib. “Kita akan desak SBY,Kapolri dan DPR yang punya wewenang untuk dapat melarangnya”, tegasnya kepada Liputan6.com (25/8). \"Dulu di zaman Pak Harto, ketika ada kelompok yang akan mengirimkan Puteri Indonesia ke Miss World, mereka datang ke ibu Mien Sugandi yang saat itu Menteri Pemberdayaan Wanita. Besoknya, Bu Mien mengatakan, Bapak (Soeharto) sampaikan itu bukan budaya kita. Cuma satu kalimat, itu bukan budaya kita, langsung berhenti. Tidak ada Puteri Indonesia yang dikirim ke Miss Universe atau Miss World. Jadi kita bisa lihat,\" kata Habib Rizieq kepada wartawan, di Petamburan, Jakarta Pusat, Minggu (25/8).

      FUI Bogor melalui ketuanya, Ustadz Iyus Khaerunnas juga menolak ajang Miss Wirld itu.Ia menjelaskan, bahwa dalam menghormati perempuan cara Islam dan Barat itu sangat berbeda.Umat Islam jangan dipaksakan mengikuti budaya yang bertentangan dengan nilai-nilai Islam. Kepada Suara Islam Online,Ustadz Iyus menjelaskan bagaimana bedanya perlakuan terhadap kaum wanita menurut pandangan Islam dan Barat.

 “Cara menghormati perempuan antara Islam dengan Barat itu sangat berbeda. Islam melihat sosok perempuan dengan kemuliaan menutup auratnya, kepatuhan dalam ibadah, keterjagaan dalam bersikap, kelembutan dalam perilaku, ketaatan kepada orangtua dan suami. Kecerdasan sebagai pendamping suami dan kesabaran dalam mendidik putra-putri menjadi generasi Islami. Inilah output pesan-pesan Al-Qur’an dan ajaran Nabi Shallallahu’ Alaihi Wasallam. Muslimah dididik menjadi sosok yang tertutup karena keterpeliharaannya dan terbuka karena kecerdasannya,” papar Ustadz Iyus.

      Sedangkan dalam pandangan Barat, mereka memandang perempuan dengan pandangan terbuka. Hingga terbuka segala-galanya, pakaiannya, dan auratnya dilihat sebagai simbol keindahan. Padahal inilah simbol kebinatangan. Lenggak lenggok berjalan seperti punuk unta (kata Nabi), dengan sepatu berhak tinggi adalah simbol wanita profesional katanya, padahal simbol keterjajahan. Ideologi kapitalisme telah menjerat perempuan sebagai mahkluk cantik yang dipertontonkan, padahal sungguh (secara tidak sadar) itu adalah simbol penghinaan,” tambahnya. “Maka Miss World sesungguhnya simbol dari penjajahan budaya dan penghinaan terhadap kaum hawa yang digerakkan ideologi liberal,” tegas Ustadz Iyus.

       FUI Bogor, suatu forum antar berbagai ormas dan lembaga Islam se-Bogor Raya melalui ketuanya Ustadz Iyus Khaerunnas dengan tegas menolak acara Miss World tersebut. “Kami umat Islam yang diwakili ormas-ormas Islam di Bogor tidak rela penyelenggaraan acara ini ada di Bogor karena tidak sejalan dengan budaya, adat istiadat dan keyakinan mayoritas masyarakat Bogor. Tolong hormati Bogor dan jangan pernah acara tersebut ada di Bogor karena bagi kami adalah itu adalah simbol penghinaan dan penjajahan perempuan modern. Dan kami juga siap menolak acara tersebut,” serunya.

Kapitalisasi Tubuh Perempuan

      Penolakan juga disampaikan oleh HTI. Apapun bentuknya, menurut juru bicara Muslimah HTI, Iffah Ainurrohmah, Miss World 2013 merupakan simbol kapitalisasi tubuh perempuan dan perendahan martabat perempuan. Menururtnya, kriteria penilaian berupa konsep Beauty with Purpose, juga 3B (Beauty,Brain anda Behaviour) hanyalah kedok dan stempel bagi legalisasi eksploitasi tubuh perempuan. Terlebih lagi Miss World adalah kontes tertua yang telah mengilhami lahirnya kontes-kontes kecantikan lainnya.

      “Membiarkan penyelenggaraann Miss World di Indonesia sama saja dengan menegaskan bahwa negeri Muslim terbesar ini juga turut melanggengkan penjualan tubuh perempuan”, tuturnya. Ia pun mendesak pemerintah agar mencabut izin penyelenggaraannya di Indonesia dan mengeluarkan kebijakan untuk menghentikan eksploitasi perempuan dalam bentuk apapun. “Seharusnya negara mengarahkan perempuan Indonesia kembali kepada kemuliannya sebagai perempuan taat syariah yang menjalankan perannya sebagaimana yang diatur oleh syar

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: