Bisa Karena Biasa

Bisa Karena Biasa

Oleh: Sri Wahyuni SPd

PROSES pembelajaran di sekolah seringkali membuat kita kecewa, apalagi bila dikaitkan dengan pemahaman peserta didik terhadap materi pembelajaran. Mengapa demikian? Ya, karena kenyataan menunjukkan banyak peserta didik mampu  menghapal dengan  baik terhadap materi pembelajaran yang diterimanya, tetapi mereka tidak memahaminya.

                Pada hakikatnya tujuan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di sekolah adalah untuk mengembangkan keterampilan berbahasa baik lisan maupun tulisan. Keterampilan berbahasa yang dimaksud  yaitu keterampilan menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Dengan kata lain bahwa pembelajaran bahasa diarahkan pada pembinaan keterampilan berkomunikasi dalam berbagai situasi. Bila dalam berkomunikasi lisan peserta didik banyak mengalami kesulitan/keterbatasan karena berbagai faktor internal maupun eksternal  dari peserta didik, maka usaha berikutnya adalah melalui komunikasi tertulis. Setelah komunikasi tertulis dapat dilakukan, harapan berikutnya adalah peserta didik dapat berkomunikasi secara lisan. Komunikasi tertulis yang dapat dilakukan peserta didik  salah satunya  melalui menulis buku harian (diary).

Manfaat menulis buku harian (diary) Untuk mendokumentasikan peristiwa atau kegiatan sehari-hari sebagai kenang-kenangan.  Untuk mencurahkan isi hati (curhat), obat stres, meluapkan emosi, menyampaikan keluh kesah, atau mengekspresikan pikiran ke dalam tulisan.

Kondisi peserta didik yang kurang memiliki motivasi dan kurang mampu mengungkapkan perasaannya secara ekspresif mendorong penulis untuk memperbaikinya dengan menerapkan strategi pemecahan masalah yaitu pemberian tugas dalam waktu tertentu, diperiksa/analisis, diberikan tugas kembali lalu diperiksa secara berkala yang akan disingkat menjadi TUPETUPELA.

Tu adalah singkatan dari kata tugas yang berarti 1)sesuatu yang wajib dikerjakan atau yang ditentukan untuk dilakukan; 2) suruhan (perintah) untuk melakukan sesuatu. Pe adalah singkatan dari kata periksa yang bermakna melihat dengan teliti. Melihat dengan teliti dapat juga disinonimkan dengan menganalisis yang bermakna penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan, dsb) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya. Setelah  tugas yang diberikan kepada peserta didik diperiksa/dianalisis maka peserta didik dapat lebih baik dalam mengerjakan tugas berikutnya. Tu berikutnya adalah akronim dari kata tugas, mengacu pada tugas selanjutnya yang bersifat sama dan berkelanjutan dan harus  dilakukan oleh peserta didik.  Kemudian  Pe berikutnya bermakna tugas diperiksa/dianalisis  kembali. La  adalah singkatan dari kata berkala yang berarti  berulang-ulang pada waktu yang tertentu dan teratur.  

Manfaat yang dapat dilihat dengan menerapkan strategi TUPETUPELA ini adalah peserta didik yang tulisannya tidak jelas/ tidak tersusun rapi akhirnya dapat menulis lebih jelas dan rapi. Karena  bukan rahasia lagi, masih ada peserta didik  setingkat SMP yang tulisannya tidak layak dan harus diperbaiki. Bahkan tragisnya peserta didik itu tidak bisa membaca kembali apa yang baru ditulisnya.

                Pada hakikatnya tujuan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di sekolah adalah untuk mengembangkan keterampilan berbahasa baik lisan maupun tulisan. Bila dalam berkomunikasi lisan peserta didik banyak mengalami kesulitan/keterbatasan, maka komunikasi tertulis sebagai alternatif. Salah satu komunikasi tertulis yang dapat dilakukan peserta didik adalah menulis buku harian (diary). (*)

(Penulis adalah Calon Guru Favorit Jambi Ekspres Mengajar di SMP Negeri 3 Batanghari Kabupaten Batanghari 2013)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: