Kawasan Industri Sebagai Pusat Pertumbuhan Ekonomi

Kawasan Industri Sebagai Pusat Pertumbuhan Ekonomi

Oleh : DEFRIZAL, ST, MM*

Mencermati yang tertuang dalam Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI), dimana koridor ekonomi Sumatera dengan tema pembangunan : Sentra Produksi dan Pengolahan Hasil Bumi dan Lumbung Energi Nasional. Dalam hal ini, Provinsi Jambi telah, sedang dan akan membangun infrastruktur pendukung yang meliputi pembangunan dan peningkatan berbagai ruas jalan, pembangkit dan jaringan transmisi listrik, prasarana transportasi, serta pengembangan sumberdaya manusia.

Integrasi antara aspek pertumbuhan ekonomi dan analisis keuntungan lokasi serta  keterkaitan antar wilayah merupakan ciri khusus yang menyebabkan efisiensi kegiatan ekonomi dapat lebih ditingkatkan sehingga pertumbuhan ekonomi dapat didorong secara maksimal. Disamping itu, analisis ini juga menjadi populer dalam penyusunan kebijakan dan formulasi perencanaan pembangunan wilayah karena konsep ini dapat mengsinkronkan antara aspek pertumbuhan dan pemerataan pembangunan antar wilayah yang seringkali berlawanan (trade-off) satu sama lainnya sehingga sasaran pembangunan lebih dimungkinkan untuk dapat dicapai.

 

Kawasan Industri

Konsep Kawasan (komplek) Industri sebagai salah satu alat untuk mendorong pengembangan kegiatan industri telah cukup lama diterapkan di Indonesia yang dimulai pada waktu pendirian kawasan Industri Pulo Gadung di Jakarta yang kemudian disusul dengan pembangunan Kawasan Industri Rungkut di Surabaya, Kawasan Industri Lhok Suemawe di Aceh dan Kawasan Industri Cilacap. Sasaran utama adalah untuk mendorong pertumbuhan industri dan pembangunan wilayah serta sekaligus meningkatkan pengendalian kualitas lingkungan hidup. Karena itu, konsep ini kemudian berkembang dan menjadi penting sebagai alat dalam perencanaan pembangunan wilayah dan kota.

Ide ilmiah dari pendirian sebuah kawasan industri berasal dari hasil studi Walter Isard pada tahun 1956 dalam pengembangan industrialisasi di pulau Puertorico yang pada waktu itu merupakan daerah protektorat Amerika Serikat. Pembangunan kawasan industri ini dimulai dengan membangunan sebuah industri penyulingan minyak bumi sebagai industri induk (Propulsive Industry) yang bahan bakunya dibawa dari Venezuella dan hasil produksinya dibawa ke Amerika Serikat. Karena industri penyulingan minyak bumi mempunyai zat kimia produk sampingan yang cukup banyak, maka hal ini membuka peluang pula untuk mengembangkan kegiatan industri lainnya yang terkait dengan minyak bumi  pada  lokasi  yang  berdekatan.   Pengembangan  industri  terkait   lainnya dimungkinkan pada kawasan industri tersebut karena keterkaitan antar industri tersebut telah mendorong timbulnya Keuntungan Aglomerasi yang cukup besar dan menjadi daya tarik cukup kuat bagi investor untuk menanamkan modalnya di daerah tersebut.

Dalam waktu yang tidak terlalu lama kemudian berkembanglah sebuah kawasan industri baru di Puertorico tersebut yang secara bertahap telah mendorong pula peningkatan penyediaan lapangan kerja dan pendapatan bagi masyarakat setempat. Dengan dibangunnya kawasan industri tersebut, maka Pulau Puertorico yang semula terkenal sebagai daerah terbelakang yang miskin dan penuh pengangguran, sekarang berkembang menjadi daerah industri baru dengan tingkat pengangguran lebih rendah dan pendapatan yang lebih tinggi.

Keberhasilan pembangunan kawasan industri di Puertorico tersebut telah mendorong banyak negara di dunia mendirikan kawasan industri sebagai upaya untuk mendorong proses industrialisasi dan sekaligus meningkatkan pembangunan wilayah, termasuk di Indonesia. Kenyataan menunjukkan bahwa sebagian dari pembangunan kawasan industri di Indonesia telah memberikan dampak positif terhadap pengembangan kegiatan industri dan mendorong pembangunan wilayah. Namun demikian, juga terdapat beberapa pembangunan kawasan yang gagal karena perencanaannya tidak dilakukan berdasarkan penelitian yang mendalam atau karena kesalahan dalam manajemen pengelolaan kawasan tersebut.

 

Pendirian Pusat Pertumbuhan

Dalam rangka pendirian dan pengembangan sebuah pusat pertumbuhan secara baik dan terarah, diperlukan beberapa langkah dan kegiatan yang saling berkaitan satu sama lainnya. Karena itu, pelaksanaannya perlu dilakukan secara berurutan mulai dari kegiatan pertama sampai dengan terakhir. Namun demikian, tentunya beberapa variasi dimungkinkan sesuai dengan jenis kegiatan dan industri yang direncanakan akan dikembangkan pada pusat pertumbuhan tersebut serta kondisi wilayah bersangkutan.

Tahap  pertama yang perlu dilakukan adalah menetapkan lokasi pusat pertumbuhan dengan memperhatikan berbagai keuntungan lokasi yang dimiliki oleh daerah bersangkutan.  Dalam hal ini perhatian pertama perlu diarahkan pada ketersediaan jaringan jalan yang dapat menjangkau seluruh wilayah cakupannya. Akan sangat menguntungkan sekali bilamana pada laokasi tersebut terdapat pelabuhan sehingga angkutan barang akan dapat dilakukan dengan biaya yang lebih rendah. Disamping itu, perlu pula diperhatikan ketersediaan prasarana dan sarana lainnya terutama tenaga listrik dan jaringan telekomunikasi. Tersedianya prasarana dan sarana perhubungan sangat penting artinya agar keberadaan pusat pertumbuhan tersebut nantinya akan dapat menggerakkan pembangunan pada wilayah terkait. Akan tetapi, penetapan lokasi pusat pertumbuhan ini tidak harus selalu berada pada ibukota daerah bersangkutan, tapi dapat saja berbeda tergantung dari potensi ekonomi wilayah bersangkutan.    

Tahap kedua yang harus dilakukan adalah meneliti potensi ekonomi wilayah terkait berikut komoditi unggulan yang sudah dimiliki dan atau potensial untuk   dikembangkan. Dengan menggunakan  prinsip-prinsip Teori   Lokasi, selanjutnya ditentukan pula komoditi mana yang dapat diolah pada lokasi pusat pertumbuhan dan produk apa yang dapat dipasarkan ke seluruh wilayah terkait. Analisa ini sangat penting artinya untuk dapat menentukan jenis industri dan kegiatan ekonomi yang potensial dikembangkan pada pusat pertumbuhan tersebut. Disamping itu, analisa ini juga sangat penting artinya untuk sekaligus dapat mengetahui seberapa jauh pusat pertumbuhan tersebut nantinya akan dapat mendorong proses pembangunan daerah sekitarnya.     

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: