Saling KO di Quito
QUITO-Absennya Brasil tak membuat langkah Uruguay di kualifikasi Piala Dunia 2014 zona Conmebol lebih mudah. Justru tim berjuluk La Celeste itu harus menjalani laga hidup mati di dua laga terakhir. Yakni, away ke Ekuador (11/10) dan home kontra Argentina (15/10).
Argentina merupakan satu-satunya tim zona Conmebol yang sudah memastikan tiket lolos, sedangkan Ekuador merupakan rival terdekat Uruguay. Kedua tim sama-sama mengoleksi 22 poin dari 14 laga. Hanya, Ekuador berhak menempati peringkat lebih baik karena keunggulan selisih gol (Ekuador surplus empat gol sementara Uruguay surplus nol).
Estadio Olimpico Atahualpa di Quito akan kembali menjadi saksi rivalitas Ekuador versus Uruguay di kualifikasi Piala Dunia. Tuan rumah pernah dua kali berjaya. Ya, dua kali partisipasi La Tri \" sebutan Ekuador \" di Piala Dunia 2002 dan 2006 tak lepas dari hasil laga di Quito.
Namun, pada kualifikasi 2009, Uruguay membalasnya. Kemenangan 2-1 di Quito membantu jalan La Celeste \" sebutan Uruguay \" melenggang ke Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan sekaligus memupus asa Ekuador. Striker veteran (34 tahun) Diego Forlan menjadi pahlawan kemenangan La Celeste kala itu.
\"Quito ibarat urusan lama bagi Uruguay. Kami sebenarnya tidak pernah kalah di sana dalam tiga kualifikasi terakhir. Tapi, kami tahu itu hanya kemenangan yang kami butuhkan karena kami ingin lolos otomatis,\" kata Forlan seperti dilansir El Observador.
\"Kami ingin mengulang (sukses) empat tahun lalu,\" tandas striker yang kini memperkuat klub Brasil Internacional tersebut.
Jika Forlan tampil sebagai hero empat tahun lalu, predikat itu kini lebih difavoritkan bakal disandang Luis Suarez. Bintang penyerang Liverpool tersebut tengah on fire. Suarez mengemas tiga gol dalam dua laga terakhirnya bersama The Reds (sebutan Liverpool). Statistik sama dicatat El Pistolero \" julukan Suarez \" saat berkostum Uruguay.
\"Saya harap bisa menularkan performa bagus bersama Liverpool saat membela Uruguay,\" ucap Suarez kepada Sport Direct News.
Pelatih Uruguay Oscar Tabarez memang bisa bernapas lega melihat konfidensi yang dimiliki barisan penyerangnya. Tapi, ada satu concern dari Tabarez jelang lawan Ekuador. Yakni, fakta bahwa 12 pemain Uruguay terancam absen apabila mengantongi kartu kuning di Quito.
\"Anak-anak harus bisa menjaga emosi karena saya masih ingin melihat nama-nama seperti Edinson Cavani, Maxi Pereira, Alvaro Pereira, Walter Gargano, dan Diego Perez available di Montevideo (lawan Argentina, Red),\" kata Tabarez sebagaimana dikutip El Pais.
Uruguay masih beruntung karena memiliki skuad yang kemampuannya merata dan banyak bertebaran di klub-klub elite Eropa. Berbeda dengan Ekuador yang pemainnya lebih banyak dari klub domestik. Bintang La Tri saat ini praktis hanya winger Manchester United Antonio Valencia.
\"Kami memang bukan tim yang dipenuhi banyak superstar, melainkan mengandalkan kolektivitas dan itulah yang menjadi kunci sukses tim ini. Satu lagi, kami memiliki motivasi ekstra karena akan banyak fans yang mendukung kami,\" tutur pelatih Ekuador Reinaldo Rueda.
(dns/bas)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: