Penerima Kurban di Istiqlal Tewas

Penerima Kurban di Istiqlal Tewas

JAKARTA–Tewasnya seorang penerima daging kurban di Masjid Istiqlal merupakan persoalan serius. Sekretaris PP Muhammadiyah Abdul Mukti menegaskan peristiwa di Masjid Istiqlal membuktikan manajemen pembagian jatah daging kurban masih konvensional. Selalu memaksakan penerima kurban berkumpul pada satu lokasi.

’’Dalam jumlah yang masih relatif kecil mungkin cukup aman. Tetapi dalam jumlah penerima yang ribuan, tidak bisa lagi menggunakan pola konvensional,” ujar Abdul Mukti di kantor PP Muhammadiyah, Jakarta, Rabu (16/10).

Terkait kasus itu, sambung dia, panitia perlu memberikan penjelasan. Tewasnya korban penerima kurban tak mungkin dilepaskan dari tanggung jawab panitia, sehingga pantas meminta tanggung jawab tersebut.

“Aparat penegak hukum memang perlu terlibat. Mengungkap kematian korban,” terangnya.

Lebih lanjut Abdul Mukti menilai panitia Masjid Istiqlal tidaklah kreatif. Kurang berkeinginan mengembangkan pola pembagian jatah kurban yang proaktif. Yakni menjangkau penerima kurban secara langsung.

Padahal, sambung dia, pola pemberian jatah kurban secara langsung lebih efektif. Sebab, itu bisa menyentuh keluarga penerima kurban, sekaligus membangun komunikasi panitia kurban dengan penerima kurban.

“Apa susahnya memberikan secara langsung pada penerima kurban. Kan itu bisa lebih baik dan aman,” ujarnya.

Dia menilai pola pembagian kurban yang konvensional itu masih banyak terjadi di masjid-masjid besar. Panitia di masjid tersebut tidak mengajak pengelola masjid di sekitarnya terlibat. Paling tidak menyebar lokasi pemotongan dan pembagian kurban secara lebih luas.

Dengan begitu, sambung dia, beban jumlah pemotongan hewan kurban pun tidak lagi terpusat. Tapi menyebar pada masjid lainnya. Penerima kurban pun tidak terkonsentrasi pada satu lokasi masjid.

“Kalau disebar penerimanya, pasti kecil kemungkinan terjadi desak-desakan,” jelasnya.

Ketua Takmir Masjid Istiqlal Adnan Harahap menceritakan kronologi tragedi itu.

“Pintu dibuka, warga langsung saling dorong, ada yang jatuh terinjak,” kata Adnan.

Akibat aksi desak-desakan itu, lanjut Adnan, tercatat satu orang meninggal. Beberapa warga lainnya pingsan. Semuanya telah mendapatkan pertolongan dari petugas kesehatan.

Adnan menyesalkan kejadian tersebut. Dia memastikan penjagaan sudah dilakukan personel Satpol PP dan kepolisian. Bahkan mekanisme pembagian pun sudah dipersiapkan baik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: