Aparat Dan Mahasiswa Bentrok Berdarah
MERANGIN - Demontrasi elemen mahasiswa di Bangko berakhir bentrok. Aksi ini menuntut agar Bupati Merangin Al Haris mengevaluasi kembali kabinet yang telah dilantik. Hanya saja, karena Bupati tidak berada di tempat, akhirnya mahasiswa ditemui Sekda, Sibawaihi. Sayangnya, mahasiswa tidak terima dengan penjelasan Sekda, lalu ingin masuk ke ruang Bupati. Hanya saja, aksi mereka dihalang aparat yang terdiri dari Satpol PP dan kepolisian. Akhirnya, mereka terlibat bentrok berdarah.
Akibat dari bentrok tersebut beberapa orang mahasiswa dipukuli, diinjak, hingga membuat beberapa orang dilarikan ke Rumah Sakit.
Peristiwa Polisi, Pol PP, bentrok dengan aktivis PMII ini terjadi kemarin (11/11) siang,saat unjuk rasa didepan Gedung Kantor Bupati Merangin. Dalam unjuk rasa tersebut, para mahasiswa menuntut dan mengkritisi pelantikan pejabat kabupaten Merangin yang terjadi beberapa waktu lalu. Dari pandangan aktivis PMII tersebut, pelantikan yang dilakukan oleh Bupati tersebut, dituding tingginya nepotisme. Sebab para pejabat yang dilantik, terdapat satu keluarga dalam satu kantor dan semuanya memiliki jabatan penting. Selain itu juga ada suami dan istrinya memegang jabatan didalam satu kantor, suaminya kepala dinas, istrinya sebagai Kabid.
Untuk menjawab tuntutan tersebut, para aktivis ditemui Sekda Kabupaten Merangin Sibawaihi, SPD, MM.
“Bupati sedang menghadiri HUT Ulang Tahun Kabupaten Sarolangun, dan Wabup sedang Rapat Paripurna di DPRD. Bupati Berpesan agar saya (Sekda,red) menanggapi aspirasi adek-adek,” ujar Sibawaihi saat menemu pendemo.
Namun usaha Sekda Merangin untuk menemui pendemo ditolak oleh pendemo. Para pendemo mengatakan, siapapun yang ingin menemui mereka tidak akan diterima kecuali Bupati Merangin.
Karena kemauan ingin menemui Bupati sangat tingi, para pendemo memaksakan diri masuk keruang kantor Bupati untuk mengecek keberadaan Bupati. Karena dihdang petugas pengamana, akhirnya terjadilah bentrok.
Saat bentrok tersebut, para pendemo berhamburan belari menyelamatkan diri masing-masing untuk menghindari pukulan petugas keposian dan Pol PP. Namun karena kalah jumlah para pendemo tidak bisa berbuat banyak, ada rombongan mereka yang ditarik hingga terjatuh.
Salah seorang pendemo juga terlihat ditarik ke barisan kepolisian, dan sebagiannya dikerjar oleh Pol PP.
Joni Sastra orator demontran, saat dihubungi harian ini mengatakan, terjadinya bentrok berawal dari mereka ingin memasuki gedung kantor Bupati. Karena dihadang dan salah satu pendemo dipukuli, barulah terjadi bentrok dan para pendemo dipukuli. Akibat dari kejadian ini ada beberapa orang pendemo masuk dirumah sakit untuk mendapatkan perawantan intensif.
“Yang kena pukul yang kena tendang banyak, tapi kawan kami Maskur ditarik ke barisan polisi. Sedangkan Hengky tidak tahu siapa yang memukul dan menerjangnya apakah pol PP atau Polisi,” ujar Joni.
Lebih lanjut menjelaskan, dirinya juga kena tinju oleh petugas mengamana. Bahkan ketua Umum PMII cabang Bangko, juga kenapukul dan kena pinjak oleh polisi Pamong Praja.
“Kawan kami Maskur harus rawat inap sesuai dengan anjuran pihak rumah sakit. Sebab dirinya masih kunang-kunang saat meliahat dan dia saat bentrok ditarik ke barisan kepolisian,” tambah Joni.
“Kami telah melakukan visum, terkait kejdian ini akan kami laporkan ke Propam Polda Jambi. Kalau kami melapor di Polres, sama dengan tidak. Bukan hanya itu saja, kami juga elah berkoordinasi dengan PMII yang ada di Provinsi Jambi, seperti sarolangun dan elemen lainya.” terangnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: