>

Penyakit Difteri Ancam Warga Kota

Penyakit Difteri Ancam Warga Kota

Seorang Anak Terindikasi Terjangkit

JAMBI-Warga Kota Jambi sepertinya harus ekstra hati-hati. Pasalnya Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Jambi mencium adanya indikasi munculnya penyakit Difteri yang cukup mematikan.

Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kota Jambi, Polisman Sitanggang, melalui Kabid Pengendalian Masalah Kesehatan (PMK) Erwan Mujio, kepada koran ini kemarin (11/11), mengatakan, penyakit difteri adalah penyakit pada tenggorokan yang lebih serius dan berbahaya. Jika tidak cepat ditanggulangi bisa menyebabkan kematian.

‘‘Difteri adalah suatu penyakit pada selaput lendir hidung dan tenggorokan yang disebabkan oleh infeksi bakteri. Ketika mengalaminya, tenggorokan akan terasa sakit disertai dengan demam dan tubuh Anda akan melemah,’‘ jelasnya.

Selain itu, juga akan mengalami sesak napas karena saluran di tenggorokan terblokir oleh selaput tebal berwarna abu-abu.

Penyakit ini kata Erwan, sangat menular dan berbahaya. Bakteri dapat menyebar dengan mudah dan cepat. Orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, tidak rutin imunisasi, dan tinggal dalam lingkungan yang penuh sesak cenderung lebih berisiko untuk mengalaminya.

Orang yang terinfeksi pun seringkali tidak menyadari jika mereka mengalami penyakit difteri. Sebab, terkadang, tanda dan gejala dari penyakit ini tidak dirasakan oleh penderitanya. Jika tidak ditangani dengan cepat, penyakit ini akan menimbulkan penyakit lain yang lebih serius.

‘‘Ini bisa menimbulkan Kerusakan jantung, dan Kerusakan saraf ini yang bisa sebabkan kematian,’‘ ujar Erwan.

Erwan juga menyebutkan, tanda dan gejala penyakit Difteri tersebut yakni suara serak, tenggorokan terasa sakit, nyeri saat menelan, kesulitan untuk bernapas, kelenjar getah bening di leher membesar atau bengkak, tenggorokan dan amandel tertutup oleh membran berwarna abu-abu demam dan menggigil.

‘‘Saat ini ada seorang anak yang baru kita curigai terkena penyakit itu gejalanya hampir sama, kini dia dirawat di RS Bratanata. Tapi kita belum bisa pastikan apakan itu benar penaykit Difteri, saat ini kita masih pantau hal itu,’‘ ungkapnya.

Sementara itu, terkait penyakit di peralihan musim, Erwan menjelaskan tidak ada peningkatan yang signifikan, dimana panyakit Demam Berdarah (DBD) pada bulan Oktober hanya terjadi 35 kasus, sedangkan awal bulan November hanya ada 16 Kasus.

‘‘Sedangkan untuk Diare bulan Oktober lalu ada 225 kasus, dan bulan awal bulan ini hanya 130 kasus. Sedangkan untuk penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) dari 265 kasus pada bulan lalu, pada awal bulan ini sekitar 75 kasus yang terjadi. Jadi tidak begitu signifikant penyakit di musim peralihan ini,’‘ jelasnya.

Namun dijelaskannya, pihak Dinkes tetap melakukan pantauan penyakit di musim perlaihan. Sedangkan untuk obat-obatan, dia mengatakan, stok-obatan antsispasi penyakit tersebut mencukupi di Dinkes dan Puskesmas yang ada di Kota Jambi.

(jun)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: