>

Ruhut Akui Cium Bagi-Bagi Uang di Kongres

Ruhut Akui Cium Bagi-Bagi Uang di Kongres

JAKARTA - Upaya penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengurai aliran dana Kongres Partai Demokrat 2010 menyeret Ruhut Sitompul. Kemarin, anggota Komisi III DPR itu dicerca soal asal-usul dana pemenangan Anas Urbaningrum. Usai diperiksa, dia mengaku hanya mencium aliran itu tapi tak melihat.

Ruhut yang keluar gedung KPK sekitar pukul 16.40 WIB itu mengaku ditanya 30 pertanyaan oleh penyidik. Seluruh pertanyaan terkait dengan kongres di Bandung terutama soal pemenangan Anas. “Dalam kongres, saya memenangkan Anas sebagai tim sukses,” akunya.

Tugasnya saat itu, memberi semangat kepada pemilik suara yang sudah dirangkul. Kenapa dia dipilih tim Anas untuk menjadi pemberi semangat, Ruhut tidak tahu. Dia menduga karena adanya kedekatan dengan para pemilik suara yang banyak dari kawasan Sumatera.

Namun, dia mengklaim tidak tahu soal bagi-bagi dana untuk memenangkan Anas. Dia menjamin bersih karena tidak termasuk dalam pelaksana teknis mensukseskan Anas. “Kan dulu ada tiga calon, aku hanya memberi motivasi, dan semangat. Supaya tetap bersama Anas,” imbuhnya.

Lebih lanjut dia menjelaskan, penyidik terus mencercanya soal aliran dana. Dia menjawab soal uang, hingga tiket tidak ditehuinya secara fisik. Ibarat bau, Ruhut mengaku hanya menciumnya. Darimana bau itu\" Ruhut tidak buka suara. Dia hanya mengatakan kalau klaim tim Anas tidak tepat.

Terutama soal permintaan agar KPK memeriksa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan anaknya, Ibas yang ada dalam struktur. Dia balik menuduh kalau bau itu justru tercium dari para pendukung Anas yang merasa tidak puas. Namun, mantan pemain sinetron itu enggan memberi tahu siapa namanya.

Sebab, pembagian uang menurut Ruhut tidak merata. Ada yang diberi USD 3 ribu, ada juga lebih besar yakni USD 5 ribu. “SC (steering committe) itu materi, beda. Jadi kalau Mas Ibas itu nggak ada kaitan. Apa lagi kalau ditanya siapa tim sukses Mas Anas sebagai ketua. Mas Ibas itu bukan tim sukses loh, jadi tolong,” jelasnya.

Disamping itu, berdasar apa yang disampaikan penyidik, Ruhut mengatakan kalau Sutan Bathoegana mengakui menerima uang dari Anas. Namun, dia mengaku tidak tahu berapa uang yang diterima Sutan. “Aaku nggak sebut, tapi penyidik bilang Sutan itu gentleman. Kita mesti angkat topi, dia mengakui terima,” tuturnya.

Ruhut juga mengklaim tidak diberi janji apapun oleh Anas terkait posisinya sebagai pemberi semangat. Dia mau melakukan itu karena dua calon ketua lainnya yakni Andi Mallarangeng dan Marzuki Alie tidak menawarinya jadi tim. Merasa diminta itulah yang membuatnya mau melenggangkan jalan Anas.

Sementara, kuasa hukum Anas Urbaningrum, Firman Wijaya kembali menyambangi gedung KPK. Dia mengaku membawa bukti terkait keterlibatan beberapa pihak yang menurutnya wajib dibuka KPK. Yang dia tekankan, soal keterlibatan Ibas dan Presiden SBY di kongres.

“KPK harus bersikap Fair. Ada CD rekaman yang akan kami serahkan kembali. Supaya tuntas soal Partai Demokrat,” jelasnya. Meski pernah ditolak KPK, dia ngeyel menyerahkan karena dalam CD itu berisi fakta pembiayaan. Jika tetap menolak, dugaan KPK tidak fair baginya terbukti.

Firman meyakinkan kalau CD yang dimilikinya ada banyak fakta untuk membuktikan bagaimana sesungguhnya proses menjelang kongres. Fakta tersebut seputar sepak terjang tim sukses. Pihaknya melakukan itu karena melihat persoalan kongres hanya ditembakkan pada kliennya.

“Saya sebagai penasehat hukum keberatan, kita terbuka saja dan siapapun diperiksa, jangan ada special treatment,” tegasnya. Firman menjamin, apa yang dilakukannya tidak ada kaitan dengan balas dendam kepada Presiden SBY maupun Ibas. Dia ingin agar keterlibatan semua pihak harus dibuka.

(dim)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: