Korban False 9
0 Dortmund v Bayern 3
DORTMUND - Benteng Borussia Dortmund terlihat baik-baik saja dalam 65 menit awal Der Klassiker kemarin. Meski minus back four reguler karena badai cedera, dan bek kanan Lukasz Piszczek akhirnya dijajal sepuluh menit terakhir, penyerang Bayern Muenchen kesulitan menembus pertahanan Dortmund.
Mario Mandzukic terlalu mudah dimatikan defender debutan veteran Dortmund Manuel Friedrich. Adapun Thomas Mueller dan Arjen Robben, sekalipun rajin bergerak dan berotasi, pergerakannya kerap terbaca. Kebuntuan Bayern baru pecah pada menit ke-66.
Mario Goetze yang masuk menggantikan Mandzukic sepuluh menit sebelumnya berhasil memanfaatkan kebingungan sistem penjagaan (man to man marking) pemain Dortmund. Itu berkat taktik jitu der trainer Bayern Pep Guardiola memainkan Goetze sebagai false 9 alias striker palsu.
Gol itu membuat permainan lebih hidup karena Dortmund dipaksa menyerang dengan lebih banyak pemain dalam memburu gol penyeimbang. Efeknya, pertahanan Die Borussen \" sebutan Dortmund \" makin longgar dan sukses dimanfaatkan Robben dan Mueller untuk menjaringkan gol kedua dan ketiga Die Roten \" sebutan Bayern \" hanya dalam rentang dua menit (85\" dan 87\").
\"Pergantian tepat oleh pemain yang tepat (Goetze, Red) di saat yang tepat pula,\" kata Robben seperti dikutip di situs resmi Bundesliga.
\"Mario telah membungkam para pengritiknya dan menunjukkan bahwa Muenchen memang pantas merekrutnya,\" imbuh pemain yang mengemas empat gol dalam tiga Der Klassiker terakhir tersebut.
Gelandang Bayern Toni Kroos juga memuji Goetze meski mendapat tekanan berat karena bermain melawan klub yang dibelanya sejak usia 9 tahun, atau selama 12 tahun. Seusai mencetak gol, Goetze juga menahan diri untuk tidak berselebrasi. \"Mario mampu mengontrol emosinya. Dia profesional sejati,\" ujar Kroos kepada Die Welt.
Kemenangan dalam Der Klassiker makin mengukuhkan status Bayern sebagai tabellenrechner (pemuncak klasemen) di spieltag ke-13 Bundesliga. Bayern memang masih tetap unggul empat poin (35-31) dari peringkat kedua, tapi bukan lagi ditempati Dortmund, melainkan Bayer Leverkusen. Dortmund melorot ke peringkat ketiga (28 poin).
Setelah sebelumnya juga keok dari Arsenal dan VfL Wolfsburg, Dortmund dalam tekanan untuk terhindar dari kekalahan keempat beruntun saat menjamu Napoli di Liga Champions (26/11). Itu sekaligus menjadi laga hidup mati bagi skuad asuhan Juergen Klopp. \"Kami tidak dalam kondisi krisis,\" elak Klopp kepada Kicker.
Klopp juga menganggap skor akhir Der Klassiker tak mencerminkan jalannya pertandingan. \"Saya tidak peduli (skor akhir). Kami menghasilkan peluang lebih banyak sebelum kebobolan. Bayern memang bermain sedikit berbeda, mereka lebih sabar,\" jelas pelatih yang kini memiliki rekor pertemuan 1-1 melawan Guardiola tersebut.
(dns)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: