>

Hanya Dibeli Rp 1. 640

Hanya Dibeli Rp 1. 640

Sawit Warga Dipatok Dibawah Standar

MUARA BUNGO – Harga Tandan Buah Segar milik warga diduga, dipatok dengan harga rendah oleh pihak PT. Sari Aditya Loka (SAL) yang berlokasi di Kuamang Kuning, Kabupaten Bungo. TBS warga dibeli pihak perusahaan dengan harga di bawah standar harga yang telah ditetapkan tim penetapan harga sawit Provinsi Jambi.

 Menurut keterangan warga, harga sawit mereka dihargai perusahaan Rp 315 Rupiah per kilonya. Sriyono, Ketua Koperasi Jaringan Usaha Bersama (KJUB) Kuamang Kuning Sejahtera mengakui hal itu saat dikonfirmasi harian ini, kemarin.

Dikatakannya, pembelian TBS warga dibawah standar yang telah ditetapkan itu telah dilakukan dari tahun 2012 yang lalu. “Kita sudah melapor ke Dinas Perkebunan Bungo. Tapi, tidak ada tanggapan dari mereka,” katanya.

Menurutnya, tindakan yang dailakukan oleh perusahaan ini telah melanggar peraturan Menteri Pertanian  No. 4/Permentan/0t.140/2/2013 tentang pedoman penetapan harga pembelian TBS Kelapa Sawit Produksi Perkebunan.

“Kita akan mengirimkan surat kepada Gubernur Jambi terkait pembelian dibawah standar yang mereka lakukan. Dinas Perkebunan Bungo tidak ada respon, kita tidak tahu apa alasannya,” tegasnya.

Dalam dua tahun ini, selisih harga yang dilakukan oleh perusahaan bermacam-macam. Mulai dari Rp 315, Rp 204 hingga Rp 200. “Selisih tertinggi yang terjadi selama ini sebesar Rp 315 rupiah,” pungkasnya.

Untuk harga TBS terakhir sebesar Rp 1.844 rupiah. Sedangkan  perusahaan membeli hanya seharga Rp 1.640 rupiah. “Inikan selisih 204 rupiah,” akunya.

Dari selisih hargaini, perusahaan mendapatkan keuntungan yang sangat besar. Karena, dalam satu bulan saja, TBS yang dihasilkan dari 14 ribu Hektar kebun mencapai 25 hingga 30 ribu ton. “Kalau berapa kerugian seluruhnya kita belum menghitungnya,” ujar Ketua Koperasi KJUB ini, seraya mengatakan belum mendapatkan alasan yang jelas dari perusahaan mengapa harga yang dibeli dibawah standar penetapan harga TBS.

Dari 14 ribu hektar kebun warga yang dinaumgi oleh PT SAL ini, setidaknya ada 18 Koperasi dan 16 yang masih aktif. “14 ribu hektar kebun ini Sawit Plasma binaan,” jelasnya.

Namun demikian, dikatakan Sriyono, dari tahun 2012 hingga November 2013 ini, perusahaan hanya dua kali membeli sawit dengan harga diatas harga TBS. yaitu pada bulan Maret, yaitu, sebesar Rp 36 rupiah.  “Ini menjadi pertanyaa kita,” keluhnya.

Sementara itu, Budi, Humas PT SAL belum bisa dimintai keterangannya terkait hal ini. Saat dihubungi, panggilan yang dilakukan tak mendapatkan jawaban. Meski telah berkali-kali dihubungi harian ini. bahkan, pesan singkat yang dikirimkan tak mendapatkan balasan hingga berita ini diturunkan.

(fth)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: