Bayi yang Selamat Itu Jadi Bocah Mungil yang Lucu

Bayi yang Selamat Itu Jadi Bocah Mungil yang Lucu

Wartawan koran ini lalu diajak melihat kubur Siska. Bersama Flora dan Anselo, menyusuri kebun kecil menuju ke pekuburan desa. Tampak peristirahatan terakhir Siska dihiasi ubin biru, berhias bunga dan terpajang foto mendiang saat diwisuda sebagai perawat.

\"Makam ini dibangun dari uang kompensasi mereka (dr Ayu cs, Red),\" ujar Julin.

Menurut Julin, meski keluarga menangis sejadi-jadinya, itu tidak bisa mengembalikan jasad Siska yang telah tenang di alam kubur. Yang bisa dilakukan hanyalah mengusut penyebab kematian Siska. Sebab, mungkin tidak terjadi tragedi jika para dokter saat itu langsung menolong Siska yang sudah dalam kondisi lemah.

\"Sejujurnya kami tidak menyudutkan profesi dokter. Kami sama sekali juga tak mendendam kepada dokter. Menurut kami, dokter tetap profesi mulia. Tapi, ada beberapa oknum yang membuat nama baik dokter menjadi tercemar,\" tutur Julin.

\"Kami berupaya menuntut keadilan agar di luar sana tidak ada Siska-Siska lain, yang akan bernasib sama dengan anak saya. Kami hanya ingin menggugah para petugas medis untuk mendahulukan nyawa pasien,\" tambahnya.

 

Ibu dr Hendry Meninggal

Sementara itu, berita duka juga diterima dr Hendry Simanjuntak, satu di antara tiga dokter yang menjadi terpidana kasus malapraktik yang menyebabkan Siska meninggal dunia saat melahirkan dengan bedah Caesar. Terpidana 10 bulan yang kini mendekam di Rumah Tahanan Negara (Rutan) Malendeng, Sulut, itu, Rabu (27/11) lalu kehilangan sang ibu, Marsinta Pangaribuan. Almarhumah meninggal setelah dirawat di sebuah rumah sakit Jakarta.

Hendry Simanjuntak sendiri belum lama ditangkap pihak kejaksaan setelah tiga tahun kabur dari vonis pengadilan yang menghukumnya 10 bulan bersama dr Ayu dan dr Hendy Siagian (masih buron). Saat mendengar kabar duka itu, Hendry sempat meminta izin kepala Rutan Malendeng agar diperbolehkan pulang kampung di Sumatera Utara untuk mengikuti upacara pemakaman sang bunda.

Selama ini mendiang Marsinta dirawat anaknya sendiri itu di Jakarta. Namun, setelah Hendry ditangkap di Siborong-borong, Sumatera Utara, kondisi sang ibu langsung drop.

Saat dikonfirmasi hal itu, Hendry tidak mau menjawab. Bahkan, dia selalu berusaha menghindar dari jepretan kamera wartawan.

Dia tampak sedih dan tidak bersemangat. \"Mungkin dia lagi sedih karena keadaan yang dialaminya. Baru saja ditahan, ibunya meninggal,\" tutur seorang staf di Rutan Malendeng.

Kepala Rutan Malendeng Jefry Paath membenarkan bahwa dr Hendry telah mengajukan izin untuk bisa menghadiri pemakaman ibunya. \"Masalah seperti itu adalah hak semua tahanan. Kami akan merekomendasikannya karena ini masalah kemanusiaan,\" tuturnya.

Paath juga mengungkapkan, lamanya waktu yang diberikan untuk dr Hendry keluar tahanan bergantung pada jarak yang ditempuh. \"Waktu yang kami berikan hanya untuk acara pemakaman ibunya. Kami bersama kepolisian akan melakukan pengawalan ketat untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan,\" tandasnya.

(*/c2/ari)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: