>

Disaksikan Seribu Penonton, Siap Menembus Berlin

Disaksikan Seribu Penonton, Siap Menembus Berlin

Melongok Proses Kreatif Teater Tonggak dalam Pentas Lear Asia

PENTAS Lear Asia yang disajikan Teater Tonggak Jambi selain sukses mengadaptasi naskah Dramawan William Shakespeare, juga melesatkan sejumlah prestasi. Diantaranya, disaksikan 1.009 penonton serta mendapatkan penawaran konsep guna tamppil di Berlin, Jerman April mendatang.

YUNITA SARI SEMBIRING

 

DUA puluh tujuh lampu di Teater Arena-Taman Budaya Jambi langsung gelap mengiringi gemuruh tepuk tangan penonton usai menyaksikan pertunjukan keempat “Lear Asia” yang disajikan Teater Tonggak Sabtu malam (29/12).

Stage Manager pentas Lear Asia, Raja Rizky Maylando, saat ditemui di belakang panggung menerangkan, pertunjukan Lear Asia merupakan proses kreatif yang disiapkan Teater Tonggak untuk akhir tahun 2013. Ditambahkannya, pentas Lear Asia juga akan menjadi wakil Provinsi Jambi guna mengikuti program “Panggung Perempuan Indonesia” yang akan dipusatkan di Provinsi Lampung  pada 10-17 Desember 2013.

“Alhamdulillah, Teater Tonggak mendapatkan amanah dan lolos seleksi yang dilakukan oleh panitia Panggung Perempuan Indonesia yang berkerjasama dengan HiVOS Belanda,” ujarnya.

Sebelum dipentaskan di Palembang, terlebih dahulu pertunjukan Lear Asia dipentaskan di Jambi  yang dilaksanakan selama tiga hari   dari 29 Novemer hingga  1 Januari 2013 dan disaksikan oleh 1.009 orang penonton, baik penonton dari kalangan pelajar, seniman, budayawan dan masyarakat umum.

Tak hanya itu, Gubernur Jambi, HBA bahkan meluangkan waktu guna menyaksikan pertunjukan yang mengadaptasi naskah King Lear karya William Shakespare ini.

Persiapan pentas Lear Asia berlangsung selama hampir empat bulan dan didukung enam musisi senior Jambi, serta melakukan inovasi terhadap berbagai bentuk seni tradisi Jambi.

“Kami mencoba tetap menguatkan nilai-nilai melayu Jambi. Hal tersebut terlihat dari penggunaan kostum para pemain, setting panggung hingga permainan musik yang ditimbulkan,” tutur Raja.

Sekilas tentang komunitas, Teater Tonggak merupakan komunitas seni pertunjukan yang didirikan pada tanggal 30 April 1999 di Kota Jambi dan diprakarsai oleh Didin Siroz, Ahmad Rodhi, Nanang Sunarya, Mg Alloy, Ide Bagus Putra, Edi Kuncoro, Rd. Irwansyah. Hingga saat ini, anggota sudah mencapai 124 orang yang terdiri dari kalangan profesi yang berbeda, seperti wartawan, PNS, guru, wiraswatawan, mahasiswa dan pelajar.

Sejumlah prestasi pun pernah dicapai Teater Tonggak. Diantaranya, melakukan beberapa eksperimentasi teater, seperti Menggugat Jalan Setapak (1999, 2001, 2004) dan Ruwatan Bumi (2003, 2005). Ikut berkerjasama dengan pihak Kajanglako Arts Centre dalam kegiatan Pekan Pertunjukan Seni Tradisional Jambi (PPSTJ) tahun 1999, Jambi Arts Festival (JAF) tahun 2000, dan Temu Teater Jambi tahun 2001, terlibat aktif dalam Festival Magatsari tahun 1999, aktif dalam kegiatan Forum Teater Se Sumatera I dan Pameran Seni Rupa VIII Se Sumatera tahun 2000. Melaksanakan kerjasama dengan TK dan SD Xaverrius II dalam kegiatan 2 Windu Xaverrius dan Tabisan Pastor Xaverrius I tahun 2002. Melakukan happening art  dengan PD Sinar Sentosa Jambi dalam kegiatan One Day School With Honda Competition dan Launching Gedung PD Sinar Sentosa Sipin tahun 2003. Membangun kerjasama dengan Dinas Pendidikan Nasional Propinsi Jambi dalam kegiatan Hardiknas tahun 2004, mengikuti pameran dan pergelaran Seni Se Sumatera VII tahun 2003.

“Sempat pula diundanga bersama Sri Warisan Som Said Performing Arts Ltd, Singapore 2005, dan melakukan berbagai pergelaran teater baik di Jambi, Bengkulu, Palembang, Riau, Lampung dan Bandung. Secara esensial, nama TONGGAK dapat diartikan sebagai tiang penyangga sebuah bangunan yang dimaknai sebagai kekuatan dan semangat fundamental dalam berkarya. Teater Tonggak memiliki lambang segi tiga sama sisi dan tiga tiang pancang yang membagi ketiga sudutnya sama besar. Lambang ini merupakan simbol dari kehidupan seni budaya Indonesia,” paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: