Perbesar Porsi Kredit Agrobisnis
SURABAYA-Masih minimnya penyaluran kredit ke sektor pertanian membuat perbankan mencari bidang lain untuk menggenjot loan deposit ratio (LDR). Wakil Direktur PT Bank Agris Nathan Christian mengatakan, rata-rata penyaluran kredit kepada petani berkisar Rp 150 juta. Seandainya dana yang dimiliki perbankan mencapai Rp 150 miliar, berarti harus menyalurkan kepada seribu debitor.
\"Perlu debitor besar, sehingga butuh SDM (sumber daya manusia) banyak juga. Ini yang membuat Bank Agris melirik sektor perdagangan, tapi tetap mempertahankan porsi agribisnis,\" ujarnya di sela peresmian kantor baru di Surabaya kemarin.
LDR Bank Agris saat ini tercatat 75-78 persen dengan dana pihak ketiga (DPK) berkisar Rp 2 triliun. \"Pertumbuhan DPK mencapai 100 persen, sedangkan kredit berkisar 70 persen,\" tuturnya. Nathan menyebut, kontribusi kredit agrobisnis terhadap total kredit masih 10 persen dengan rasio kredit macet (NPL) 0 persen.
Rencananya, Bank Agris bakal menggenjot porsi kredit agrobisnis sampai 40 persen. \"Kami masih fokus kepada agrobisnis. Karena itu, kami memiliki Mikro Agris Solusi. Selama ini, kita banyak memberi kredit ke peternak ayam, sekarang menyasar ke sektor perikanan dan pertambakan,\" katanya.
Menurut Nathan, potensi agrobisnis di Indonesia sangat besar. Selain itu, para debitor selalu beritikad baik membayar kredit. Meskipun kadang-kadang ada kendala pada proses pengembangbiakan. Hal itu bisa diatasi dengan resechedule kredit. \"Peternakan ayam dalam setahun bisa panen 6-8 kali. Sekali pasti ada yang gagal. Dengan resechedule, kredit bisa terlunasi,\" paparnya.
Selain menyalurkan kredit sendiri, Bank Agris berencana menggandeng bank perkreditan rakyat (BPR). Mereka sedang mengkaji BPR yang bisa memenuhi kriteria bagus. \"Program linkage BPR adalah tahap kedua. Di mikro, kita tidak berkutat tentang bunga tinggi. Yang perlu diperhatikan modal perbankan itu dapat meningkatkan income para petani,\" jelasnya.
(dio/oki)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: