Tragedi Bintaro II, Polri Gandeng KNKT

Tragedi Bintaro II, Polri Gandeng KNKT

JAKARTA- Mabes Polri menyatakan siap menggandeng Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) untuk menyelidiki penyebab terjadinya kecelakaan maut yang melibatkan commuter line KA 1113 jurusan Serpong\"Tanah Abang dengan truk truk tangki BBM PT Pertamina di perlintasan rel kereta api Pondok Betung, Bintaro, lusa kemarin (9/12).

                Karo Penmas Mabes Polri Brigjen Boy Rafli Amar mengaku pihaknya tidak dapat menyelidiki kasus kecelakaan kereta api yang mengulang tragedi Bintaro 26 tahun lalu. Menurut Boy, sistem perkeretaapian memiliki dasar hukum yang berbeda dibandingkan dengan sistem moda transportasi lainnya.

                \"Sistem perkeretapian itu diatur di dalam Undang-Undang (UU) Nomor 23 Tahun 2007. Memang ada sejumlah hal yang diatur di sana. Makanya kita berkerjasama dengan KNKT,\" kata Boy dalam konferensi pers di Gedung Humas Mabes Polri kemarin (10/12).

                Dengan kerja sama tersebut, lanjut Boy, pihaknya mampu memperoleh data yang lebih kuat terkait penyebab kecelakaan yang mengakibatkan 7 orang tewas tersebut. \"Temuan yang diperoleh tim polri nanti akan kita padukan dengan temuan dari KNKT,\" ujar Boy.

                Selain itu, Boy menjelaskan bahwa hingga kemarin, satuan tugas dari polri terus melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) di lokasi kecelakaan. Olah TKP tersebut selain menemukan penyebab utama kecelakaan, juga untuk mengungkap adanya bukti pelanggaran hukum dalam tragedi tersebut.\"Ini penting. Apakah nanti ada unsur pelanggaran hukum yang dapat diterapkan kepada mereka terkait peristiwa laka lantas itu,\" ucap Boy.

                Bersamaan dengan olah TKP, Jenderal jebolan Akpol 1988 tersebut mengatakan bahwa pihaknya terus mengumpulkan keterangan dari saksi dan korban terkait kecelakaan tersebut. \"Sekarang ini baru empat saksi dari petugas perlintasan dan warga. Kita kumpulkan fakta hukum sehingga nanti objektif terkait kronologi kecelakaan itu,\" ungkapnya.

                 Namun dari informasi sementara yang berhasil dihimpun, Boy menjelaskan bahwa kecelakaan tersebut dikarenakan truk Pertamina yang memuat bahan bakar kendaraan bermotor (BBM) sebanyak 24 ribu liter bensin tersebut nekat melintas di perlintasan Bintaro tersebut. Padahal, lanjutnya, beberapa menit sebelum KRL nahas yang menarik 8 gerbong tersebut lewat, sirene telah mengaung serta palang perlintasan mulai diturunkan.

                Namun apa daya, aksi nekat sang sopir kendaraan bongsor bernomor polisi B 9265 SEH tersebut berbuah malapetaka. KRL yang diperkirakan mengangkut 500 penumpang tersebut menghantam badan truk sebelah kiri tengah hingga akhirnya meledak dan terbakar.

Peristiwa tersebut dikonfirmasi terjadi sekitar pukul 11.25 WIB. \"Saat stagnan, kendaraan tak bergerak, lalu KRL menabrak truk tersebut. Itu gambaran umumnya,\" ungkapnya.

                Akibat peristiwa kecelakan tersebut, Boy menyebutkan bahwa hingga kemarin pihaknya mencatat mencatat adanya korban 6 orang. Dari jumlah tersebut 5 jenasah sudah dievakuasi ke Rumah Sakit (RS) Polri Kramat Jati, 1 jenasah berada di RS Fatmawati.

       Keenam korban tewas tersebut adalah Darman Prasetyo (masinis), Agus Suroto (asisten masinis), Sofian Hadi (teknisi KRL), serta 3 orang penumpang wanita yaitu Rosa Elizabeth Kesauliya, Alrisha Maghfira, dan Betty Ariyani.

       Setelah konferensi pers tersebut, baru diketahui kembali 1 orang kembali meninggal di RS Fatmawati atas nama Nathalia Naibaho. Dengan demikian, hingga kemarin, jumlah korban tewas akibat kecelakaan maut tersebut mencapai 7 orang. \"Yang meninggal dunia jadi tujuh orang. Barusan dikabarkan korban Nathalia Naibaho meninggal dunia,\" ungkap Boy prihatin.

       Sedangkan untuk korban luka-luka lainnya yang berhasil diidentifikasi oleh tim dokter polri ada 85 orang. 75 orang dirawat di RS Suyoto, 5 orang dirawat di RS Fatmawati, dan 5 orang di RS Pertamina Pusat (RSPP).\"Polri menyatakan belasungkawa. Diharapkan ke depan hindari dan tidak ada lagi kejadian ini bahkan korban jiwa di pihak masyarakat,\" kata dia.

(dod/kim)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: