Konflik Pelindo II Bertambah Parah
JAKARTA- Persoalan internal di Pelindo II yang mengakibatkan pegawai ramai-ramai mengajukan pengunduran diri semakin memburuk. Jumlah pegawai yang sudah mengajukan surat resign itu sudah berlipat ganda. Namun, Direktur Utama Pelindo II Richard Jos Lino mengaku bahwa permasalahan tersebut tak memperngaruhi kinerja BUMN yang menangani Tanjung Priok itu.
Ketua Serikat Pekerja Pelabuhan Indonesia II (SPPI-II) Kinorto mengatakan, pejabat di posisi strategis Pelindo II yang mengundurkan diri hari ini sudah bertambah hampir tiga kali lipat. Hal itu seiring belum adanya kejelasan mengenai permasalahan pemaksaan pengunduran diri Direktur Personalia dan Umum (Dirpum) Pelindo II Cipto Pramono. \"Kemarin ada 21 pejabat. Tetapi, hari ini sudah ada 60 pejabat di seluruh cabang Pelindo II yang mengundurkan diri,\" ujarnya di Jakarta kemarin (13/12).
Saat ini, dia mengaku pihaknya masih melakukan koordinasi dengan seluruh anggota serikat pekerja Pelindo II. Namun, dia belum mau mengungkapkan tindak lanjut atas aksi tersebut. Termasuk, kemungkinan adanya mogok operasi di seluruh cabang pelabuhan perusahaan tersebut. \"Nanti saja kalau soal itu , sekarang kami masih fokus konsolidasi pekerja,\" ungkapnya.
Di sisi lain, R.J Lino mengaku tak ada dampak besar dari mundurnya pegawai-pegawai tersebut. Menurutnya, adanya karyawan yang mengajukan pengunduran diri bukan hal yang luar biasa. \"Buat saya hal itu biasa saja. Kalau mau mundur ya silakan itu hak mereka. Saya tidak bisa saya bekerja dengan orang yang tidak mau bekerja dengan visi yang sama,\" ujarnya.
Dia menegaskan, Pihak perseroan menjamin kelangsungan operasional di seluruh cabang pelabuhan. Meski sejumlah pejabat menyatakan mengundurkan diri, pengelolaan pelabuhan bakal berjalan normal. Sehingga, pengguna jasa pelabuhan masih bisa mendapatkan pelayanan seperti biasa. \"Saya menjamin tidak akan ada gangguan terhadap kegiatan bongkar muat di seluruh pelabuhan yang kami kelola. Termasuk, di pelabuhan Tanjung Priok. Tidak ada yang perlu di cemaskan,\" imbunya.
Namun, Lino menghimbau agar kejadian tersebut tak berlanjut. Menurutnya, semua pihak mesti menjaga iklim kondusif di pelabuhan. Sebab, pergerakan perekonomian dan perdagangan sebagian besar dilakukan melalui pelabuhan. \"Pelabuhan adalah jantung ekonomi. Jadi, mesti kondusif supaya iklim usaha bisa ada kepastian,\" jelasnya.
Dia menambahkan, pihaknya sudah menyerahkan surat pengunduran diri Dirpum ke Menteri BUMN Dahlan Iskan dan tembusan ke sejumlah menteri terkait. Meski demikian, dia menegaskan, kalangan dunia usaha tidak perlu cemas terhadap kondisi manajerial IPC menyusul pengunduran diri sejumlah pejabat tersebut.
Sementara itu, Deputi Bidang Usaha Industri Primer Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Muhammad Zamkhani turut menanggapi isu tersebut. Menurutnya, Lino tak punya kewenangan memecat pejabat Pelindo II. Sebab, kewenangan untuk memberhentikan pejabat setingkat direksi di perusahaan negara ada pada Menteri BUMN Dahlan Iskan. \"Yang bisa berhentikan dia itu pemegang saham, menteri BUMN. Kalau 15 itu pegawai yang lain mungkin bisa diberhentikan perusahaan,\" ungkapnya.
Pemberhentian tersebut pun, tak bisa dilakukan secara tiba-tiba. Untuk menghentikannya, sebuah BUMN perlu melalui mekanisme rapat umum pemegang saham (RUPS). Baik secara normal atau RUPS luar biasa. Karena itu, meskipun Lino sudah memberitahukan lewat pesan singkat kepada Dahlan, keputusn itu masih belum sah. \"Lewat rapat umum pemegang saham (RUPS), nanti menteri BUMN mengabulkan atau tidak. Tidak bisa diproses hanya lewat SMS,\" tegasnya.
Sebelumnya, puluhan karyawan Pelindo II mengajukan pengunduran diri sebagai aksi solidaritas terhadap kasus pemaksaan resign Dirpum Pelindo II. Mantan Corporate Secretary Pelindo II Yan Budi \" salah satu yang mengikuti aksi solidaritas \" mengatakan, Lino diduga memaksa Cipto mengundurkan diri setelah memberikan berdiri satu panggung dengan ketua Serikat Pekerja, Kirnoto, saat memberikan sambutan pada perayaan ulang tahun Pelindo II Jumat pekan lalu (6/12) . \"Beliau (Cipto, red) memberikan kata sambutan sepanggung dengan Pak Kirnoto dari SP Pelindo. Dan itu menurut Pak Lino dianggap melakukan kesalahan yang fatal,\" ujarnya.
(bil)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: