>

Transaksi Repo Naik Tajam

Transaksi Repo Naik Tajam

JAKARTA -Sehari sejak Bank Indonesia (BI) menerapkan mini master repo agreement (MRA), transaksi repurchase agreement (repo) antarbank melonjak tajam. Gubernur BI Agus D.W Martowardojo mengungkapkan, transaksi repo melonjak mencapai Rp 2,3 triliun. Padahal, rata-rata transaksi repo harian sekitar Rp 120 miliar hingga Rp 140 miliar.

                Agus menerangkan, mini MRA tersebut ditujukan untuk transaksi repo antar bank di pasar uang rupiah. Implementasinya diharapkan mampu mendorong penggunaan kontrak standar dalam transaksi repo antar bank, sehingga mempermudah dan meminimalkan potensi risiko pelaksanaan transaksi repo antar bank.

                Menurut Agus, dengan kemudahan bertransaksi, pihaknya memproyeksi pasar repo antar bank akan lebih berkembang, serta mendorong terciptanya pasar uang antar bank yang lebih dalam dan tahan terhadap gejolak. \"Sekaligus ini dapat memberikan fleksibilitas yang lebih tinggi bagi perbankan dalam pengelolaan likuiditas,\" jelasnya, kemarin (18/12).

                Sebagaimana diketahui, ada delapan bank yang menandatangi mini MRA transaksi repo. Antara lain Bank Mandiri, BRI, BNI, BCA, Bank Panin, Bank Bukopin, Bank DKI, dan Bank Jabar Banten.

                Dalam mini MRA ini, beberapa hal yang disepakati antara lain kewajiban top up, untuk meminimalkan risiko pasar apabila harga pasar Surat Berharga mengalami penurunan melebihi risiko yang dapat diterima oleh pelaku. Selain itu dapat melakukan Early Termination untuk meminimalkan risiko counterparty, dengan melindungi para pihak agar tidak menderita kerugian secara total, apabila salah satu pihak berpotensi default.

                Selain itu, Direktur Departemen Komunikasi BI Peter Jacobs mengatakan, untuk kemudahan administrasi transaksi, mini MRA ini hanya ditandatangani sekali. Selanjutnya, setiap transaksi repo hanya berdasarkan konfirmasi transaksi penjualan dan pembelian kembali Surat Berharga, yang merupakan lampiran dari Mini MRA. 

                \"Pembentukan market line diharapkan akan lebih mudah dan lebih homogeny. Karena evaluasi counterparty didasarkan pada kualitas surat berharga yang digunakan dalam transaksi, dibandingkan dengan faktor-faktor lainnya,\" jelasnya.

                Sementara itu, selama ini, kondisi pasar uang di Indonesia relatif belum dalam dan berkembang. Karakteristiknya adalah uncollateralized atau tanpa jaminan, dan cenderung bertenor pendek kurang dari satu bulan. Pasar uang juga masih didominasi oleh transaksi pasar uang antar bank (PUAB) dengan rata-rata transaksi harian pada 2013 mencapai Rp10,7 triliun, dengan tenor sebagian besar overnight dengan komposisi 55,8 persen.

(gal)

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: