DBD, Dua Warga Meninggal
“Kita juga tidak bisa menunggu kasus dulu, karena besok bisa disini, lusa lagi disini. Kalau tempat endemis sudah kita petakan, tapi tempat endemis justru belum ada kasus atau korban, nah yang sekarang ini yang ada jatuh korban adalah tempat yang tidak kita perhitungkan sama sekali. Seperti diperumahan ini, siapa sangka sebuah perumahan yang kita tau bersih bisa terjadi penyakit ini,” terangnya.
Terkait kasus DBD yang saat ini semakin bertambah bahkan menyebabkan dua orang meninggal, Fasha menjelaskan, dalam waktu dekat ini, Dia akan mengumpulkan Kabid Penyakit Menular dan yang menangani DBD dari Dinkes Kota Jambi.
“Mungkin dalam waktu dekat ini, kita akan kumpulkan semua Kabid penyakit menular termasuk yang menenangani DBD dari dinas kesehatan, untuk fokus menangani DBD,” tandasnya.
Sementara itu, Yanti warga RT 36 Payo Lebar Kecamatan Jelutung. Dia mengatakan salah seorang adiknya baru saja meninggal dunia di akhir Nopember lalu akibat serangan DBD. Dan dirinya sudah melaporkan kasus tersebut ke Dinkes Kota Jambi, namun tanggapan dari Dinkes menurutnya begitu lamban.
“Setelah saya laporkan ke Dinkes, disitu dikatakan nanti akan ada tim yang turun ke rumah sakit dimana korban dirawat, setelah itu barulah tim turun ke rumah untuk mengecek kebenarannya,” kata Yanti.
Namun menurutnya setelah 10 hari lebih barulah ada petugas yang turun dan melakukan fogging. Yanti yang mengaku lulusan sekolah kesehatan mengatakan, seharusnya pihak Dinkes melakukan cek ulang apakah benar lokasi tersebut asal mula DBD atau tidak.
“Seharusnya dilakukan pengambilan jentik supaya diketahui dimana asalnya, apakah disekolah atau memang dirumah, supaya warga sekitar waspada, namun sampai sekarang tak dilakukan oleh Dinkes,” keluhnya.
(jun)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: