Teroris Serbu Malang

Teroris Serbu Malang

Ledakkan ATM, Gagal Sikat Rp 437 Juta

MALANG - Gembong teroris sudah masuk Malang raya. Salah satu aksi \"pembukaan\" mereka adalah meledakkan ATM Bank Mandiri di jalan Kertanegara, Girimoyo, Karangploso, Kabupaten Malang, kemarin dinihari. Sampai kemarin sore, pelaku belum teridentifikasi. Pelaku juga gagal membawa uang Rp 437 juta di dalam mesin ATM.

Dugaan terorisme menguat sebab, para pelaku ini tidak menggasak uang hampir setengah miliar yang ada di ATM itu. Mereka juga ingin mengalihkan perhatian polisi dengan \"menggarap\" wilayah perbatasan Kabupaten dan Kota Malang. \"Mereka membuat takut warga. Unsur terornya ada,\" kata Wakapolda Jatim, Brigjend Suprodjo Wirjo Sumardjo menjawab Jawa Pos Radar Malang di lokasi kejadian.

Data yang dihimpun dari lokasi kejadian menyebutkan, peristiwa itu terjadi pada kemarin dinihari sekitar pukul 02.16. Pelaku berjumlah dua orang datang dari arah barat (Kota Batu) menuju ke timur (Ngijo, Karangploso). Mereka menggunakan sepeda motor jenis bebek.

Kedua pelaku kemudian berhenti di sekitar ATM tersebut. Untuk diketahui, lokasi ATM berada di depan kompleks parkir PT Arthawena dan Warung Lesehan Ayam Goreng dan Ikan Bakar Pak H Sholeh. Satu pelaku kemudian turun ke ATM. Satu pelaku lain menunggu di atas motor.

Sekitar tiga menit pelaku \"bertransaksi\" di dalam ATM. Diduga, pelaku sudah menyiapkan bom rakitan itu, sehingga mereka tak butuh waktu lama untuk mengeksekusinya. Usai menaruh bom yang diduga berada di atas tempat sampah (lokasinya tepat berada di sebelah mesin ATM), pelaku lalu keluar.

Motor milik pelaku kemudian mengarah ke arah timur. Namun tak lama kemudian mereka putar balik dan menuju ke Kota Batu. Suasana kembali hening. Sekitar lima menit kemudian, blarrr ! bom meledak. Serpihan kaca berhamburan hingga radius 15 meter. Tembok di kedua sisi ATM juga jebol.

Suasana pun kemudian menjadi panik. Warga langsung melapor ke Polsek Karangploso. Tak lama kemudian, Kapolres Malang, AKBP Adi Deriyan Jayamarta bersama sejumlah perwira Polres Malang sampai di lokasi. Pagi harinya, tim Labfor Cabang Surabaya dan Inafis Polda Jatim juga sampai di TKP dan langsung melakukan olah TKP. \"Uangnya aman, ini sasaran bukan duit bos,\" kata Adi.

Kabidhumas Polda Jatim, Kombespol Awi Setiyono menjelaskan kejadian tersebut tak berbeda dengan teror bom di tempat lainnya. \"Masih terlalu dini untuk menyimpulkan, tim kita masih melakukan sterilisasi dan menunggu hasil Labfor. Kami juga masih mengumpulkan rekaman CCTV,\" ucap Awi.

Lebih lanjut, Awi menjelaskan, ada dua CCTV yang diamankan. Antara lain milik Toserba Mbak Yanti (berada di ruko depan TKP) dan CCTV di dalam ATM Mandiri. CCTV ini sangat membantu polisi, sebab kamera pengintai tersebut tidak mengalami kerusakan sedikitpun.

Bukan hanya itu, polisi juga mengamankan empat saksi. Mereka dimintai keterangan secara maraton karena dianggap sebagai saksi kunci kejadian ini. Empat satpam itu adalah Rifai (satpam warung H Soleh), satu orang satpam BPR Sukorejo Makmur (lokasinya tepat berada di lokasi kejadian), serta Usmadi dan Supriyanto yang merupakan satpam PT Arthawena. \"Masih kami mintai keterangan,\" kata mantan Wadirlantas Polda Jatim itu.

Sementara itu, Wakapolda Jatim, Brigjen Suprodjo Wirjo Sumardjo mengatakan, dari hasil olah TKP, polisi mengamankan sejumlah barang bukti. Salah satunya adalah casing ukuran 10 x 15 x 25 sentimeter yang dibentuk serupa kontainer kecil. \"Ini untuk meletakkan material bom,\" kata Suprodjo.

Suprodjo menjelaskan, di dalam kontainer tersebut, terdapat dua potongan besi ukuran diameter 10-12 milimeter dengan panjang 3-5 sentimeter. Di dalam kontainer tersebut ditemukan jelaga dan serbuk ledakan. Serbuk tersebut mengandung belerang dan chlorate (potasium klorat).

Untuk diketahui, klorat memiliki sejarah panjang dalam dunia teroris di Indonesia. Sejumlah kejadian bom yang dipicu dengan bahan klorat antara lain bom mobil Bali 12 Oktober 2002, bom ransel Bali 1 Oktober 2005, bom pipa Sulteng 28 Mei 2005, bom koper JW Marriot dan Ritz Carlton Jakarta 17 Juni 2009, dan bom buku 15 Maret 2011.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: