Persaingan Semakin Ketat
Kinerja Incumbent Tak Menjadi Tolak Ukur
JAMBI – Pertarungan Caleg incumbet untuk DPR RI Dapil Jambi diperkirakan semakin ketat. Dari tujuh nama yang saat ini masih duduk, lima diantaranya kembali bertarung untuk berebut tujuh kursi yang tersedia.
Dua lainnya tidak lagi bertarung, seperti Irsal Yunus membidik kursi DPD RI Dapil Jambi dan Suparman maju untuk DPRD Provinsi Jambi Dapil Batanghari-Muarojambi.
Lima petahana yang kembali bertarung untuk ke Senayan tersebut yakni, Murady Darmansjah dari Hanura, Herman Kadir PAN, H A Bakri PAN, Selina Gita Partai Golkar dan Indrawati Sukadis dari Partai Demokrat.
Dengan banyaknya Caleg petahana yang mewarnai persaingan di Dapil Jambi ini, dinilai bahwa rivalitas di Dapil ini makin ketat. Baik sesama petahana maupun pendatang baru yang menantang mereka.
Pengamat Politik Jambi, Jafar Ahmad mengatakan, para pemain untuk 2014 ini luar biasa. Saingan incumbent itu ada mantan kepala daerah dan pemain lama yang juga turun kembali serta karena jumlah partai yang sedikit.
“Pemain-pemain yang maju untuk DPR RI ini sangat kompetitiv, kompetisinya tingkat tinggi,” katanya.
Para mantan kepala daerah ini tentunya sudah punya basis sendiri. Demikian juga para mantan anggota DPRD provinsi dan kabupaten/kota yang maju ke DPR RI serta anak mantan politisi lama. Selain itu ada juga Caleg dengan latarbelakang pengusaha, tentunya akan memberi pengaruh terhadap.
Namun menurutnya, pada 09 April nanti untuk di Jambi ada tiga partai besar yang akan mendominasi karena mempunyai pemain yang kompetitiv dengan komposisi yang lebih banyak. Ketiga partai tersebut Golkar, Demokrat dan PDIP.
“Peluang kursi itu ada ditiga partai itu. Jika ada yang dapat dua misalnya, kemungkinan itu dari tiga partai ini. Kalau tidak Golkar, itu PDIP atau Demokrat. Kalau yang lain kompetisi internalnya tidak begitu kencang,” ujarnya.
Lantas bagaimana dengan kinerja Caleg incumbent selama lima tahun ini, apakah akan memberikan pengaruh?
“Masyarakat kita tidak terlalu bisa menghubungkan apa yang mereka pilih dan tanggungjawab orang yang mereka pilih. Mereka berfikirnya cenderung sesaat. Kinerja incumbent tidak menjadi ukuran, karena indicator pembangunan disuatu daerah itu hampir semuanya disandarkan kepada kepala daerah. Bukan anggota dewan. Jadi pengaruhnya tidak signifikan,” tukasnya.
Namun ada pengecualian bagi incumbent yang gencar mensosialisasikan apa yang telah mereka perbuat selama ini. “Kecuali kalau dia kampanyenya gencar dan memberitahuan apa yang dibawanya dari pusat. Tapi sejauh ini masifnya itu tidak kelihatan. Seharusnya apa yang telah diperbuat selama ini dikomunikasikan dengan baik,” tandasnya.
Dimana, pada Pemilu 2009 lalu, Murady Darmansjah berhasil mengumpulkan 39.224 dan paling banyak diperoleh dari Kerinci yakni 21.443 suara. Herman Kadir memperoleh sebanyak 8.726 suara dan terbanyak dari Sarolangun 2.334 suara.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: