Investor Minati Industri terigu
SURABAYA-Pasar terigu nasional masih cerah. Dalam dua tahun ke depan ada empat pabrik terigu baru beroperasi di Indonesia. Pada 2013 lalu, sudah ada sebanyak 24 pabrik yang memproduksi terigu.
Direktur Eksekutif Asosiasi Pengusaha Terigu Indonesia (Aptindo) Ratna Sari Lopies mengatakan secara nasional pertumbuhan konsumsi terigu pada tahun lalu sebesar 3,32 persen. Kenaikan konsumsi terigu itu ditunjang produksi domestik yang tumbuh 9,2 persen menjadi 5,092 juta metrik ton, sebaliknya konsumsi terigu dari impor mengalami penurunan hingga 54 persen atau tinggal 221 ribu metrik ton. Tercatat konsumsi terigu nasional sebanyak 5,3 juta metrik ton atau setara gandum sebanyak 7 juta metrik ton.
\"Sejak deregulasi 1998, jumlah industri terigu di dalam negeri terus tumbuh. Dari lima pabrik pada era Bulog, menjadi 24 pabrik pada 2013. Rencananya, pada 2014-2015 nanti akan bertambah sebanyak empat pabrik baru antara lain di Tangerang, Cilegon dan dua pabrik di Gresik,\" katanya. Salah satu investor di Gresik ialah Wilmar Flour Mills.
Sebelumnya 24 pabrik menyebar tidak hanya di jawa, tapi juga luar jawa. Lima pabrik pada era Bulog di antaranya, Jakarta, Surabaya, Makassar, Semarang, Cilacap. Kemudian pada rentang 1999-2008 bertambah enam di Gresik, Tangerang, tiga di Sidoarjo dan Medan. Lalu pada 2009-2013 tumbuh 13 pabrik baru yakni, empat di Cilegon, Tangerang, Medan, Bekasi, Gresik, Sidoarjo dan Mojokerto. \"Diperkirakan, total kapasitas giling gandum sebanyak 9,7 juta metrik ton per tahun,\" terangnya.
Sementara itu pasar internasional juga masih menjanjikan. Tiga negara tujuan ekspor terigu dari Indonesia antara lain ke Filipina, Timor Timur dan Korea. Total volume ekspor sepanjang Januari-Oktober 2013 lalu 51.997 metrik ton dengan nilai USd 28,9 juta. Secara volume ada kenaikan 34,3 persen dibandingkan periode yang sama 2012.
\"Ekspor brand pollard (hasil samping dari pengilingan gandum, Red) tumbuh 10 persen dibandingkan 2012 dengan volume 319.500 metrik ton senilai USD 81,1 juta. Selain itu produk turunan terigu juga tumbuh mencapai 33,5 persen dengan volume 217.660 metrik ton senilai USD 465,6 juta,\" terangnya.
(res)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: