Ibu Rela Terbakar untuk Selamatkan Anak
\"Tak satupun dari kami yang memikirkan bagaiman cara selamat, walau terjun dengan kepala terlebih dahulu atau apapun, yang kami pikirkan saat itu adalah cara keluar dari dalam bisa dengan selamat,\"sebut warga pasar Bangko kabupaten Merangin itu didampingi ayahnya yang langsung datang dari Bangko pagi itu setelah mendapat kabar kejadian nahas tersebut.
Namun cerita memiriskan hati datang dari korban Roza, 21, mahasiswi jurusan Manejemen Universitas Negeri Padang (UNP) tersebut harus merelakan ibunya, Roswati, 49 tewas terbakar karena tidak bisa meyelamatkan diri setelah mendorongnya keluar dari dalam bus.
Sebelum bus FRC jurusan Bangko-Padang tersebut meledak, beberapa penumpang telah mengingatkan sopir dan kernet bus tentang adanya asap yang mengepul di dalam bus. Namun sang sopir tetap menjalankan bus. Namun setelah asap sudah mengisi seluruh ruangan bus, baru sopir menghentikan kendaraan dan terdengarlah ledakan yang membuat seluruh penumpang histeris.
\"Awalnya ada penumpang yang memperingatkan sopir tentang asap yang mengepul di dalam bus, namun beberapa detik mobil berhenti, ledakan besar terjadi, yang membuat semua penumpang termasuk saya dan ibu berteriak histeris, dan walau saling berdesakan kami semua berusaha keluar dari dalam bus, tapi tak semuanya yang berhasil, termasuk ibu saya,\"ungkapnya lirih dengan air mata tak henti mengalir dipipinya.
Roza tak menyangka, hari jumat (31/1) kemarin ternyata adalah hari terakhir kebersamaannya dengan orang yang sangat dicintainya selama ini. Dengan air mata yang terus berlinangan, Roza menceritakan kisah ibunya yang berusaha memberi jalan untuknya agar bisa cepat keluar ketika terjadi kepanikan dan teriakan histeris di dalam bus setelah ledakan.
Dari bangku nomor 20 yang diduduki Roza dan ibunya, Roza menceritakan kepanikan dirinya dan ibunya yang sempat terpisah karena gelapnya suasana dalam bus karena tertutup asap. Dalam kepanikan tersebut, ketika Roza dan ibunya berniat menuju pintu depan bus namun tak bisa karena penumpang lain juga saling berdesakan untuk keluar. Disaat api sudah mulai membesar dalam bus, teriakan histeris dari penumpang yang tubuhnya sudah dijalari api membuat suasana dalam bus semakin mencekam.
Namun tak begitu halnya dengan ibu Roza (Roswati, salah satu korban yang tewas terbakar, red), ditengah kepanikan itu dituturkan Roza, ibunya itu menunjukkan jalan keluar baginya agar melompat melalui jendela kaca sebelah kanan yang terlihat sepintas telah pecah dan dijadikan sebagai tempat keluar alternatif bagi penumpang lainnya.
\"Ketika kepanikan terjadi, awalnya ibu saya yang didepan, namun karena api semakin membesar, saya diminta duluan keluar oleh ibu melalui jendela, dan tangan kami berpegangan karena pintu depan sulit dijangkau akibat banyaknya penumpang yang ingin keluar dari sana, lalu setelah pegangan tangan saya dilepas, saya tidak bisa lagi melihat ibu karena asap sudah memenuhi seluruh ruangan, makanya saya langsung melompat keluar melalui jendela kaca,\"Terang warga Pasar Atas kecamatan Bangko Merangin itu lirih.
Sesampainya di luar bus, Roza masih mendengar teriakan histeris beberapa penumpang yang masih tertinggal di dalam bus termasuk ibunya.\"Demi menyelamatkan saya, ibu rela terbakar, besar sekali pengorbananmu ibu,\"kata Roza sambil menutup muka menahan gejolak kesedihannya ketika bercerita kepada di ruang Unit gawat Darurat (UGD) RSUD Sijunjung kemarin.
Syamsul, 44, paman Roza yang merupakan adik kandung korban tewas Roswati, menuturkan, kakaknya (Roswati, red) tersebut mendampingi Roza untuk membantu Roza memindahkan barang-barang milik Roza dari kos lama, karena Roza berencana akan pindah kos. Walaupun membuat keluarganya terpukul dengan kesedihan, namun Syamsul berucap, bahwa dari semua yang terjadi pada bus FRC dini hari kemarin. Satu hal yang paling tidak disesali Syamsul, yakni hari meninggalnya sang kakak, adalah hari terbaik dari hari lainnya.
\"Kami sangat kehilangan dengan kejadian ini, karena kami telah telah kehilangan seorang kakak dari adik-adiknya, seorang ibu dari anak-anaknya, namun satu yang membuat kami lega, Dia (Roswati, red) meninggal di hari yang sangat dimuliakan,\"ujarnya lirih. (***)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: