>

Industri Sepatu Lokal Incar ASEAN

Industri Sepatu Lokal Incar ASEAN

SURABAYA- Kawasan Asia Tenggara masih pasar yang menarik bagi industri sepatu lokal terutama menjelang pelaksanaan Masyarakat Ekonomi ASEAN yang berlaku mulai 2015. Tahun ini, sepatu olahraga Precise siap menjajaki pasar negara-negara di Asia Tenggara.

                Regional Manager Precise Wilayah Jakarta, Jateng, Bali dan Kalimantan Martinus Hendriyanto mengatakan, Precise sebelumnya pernah mengirimkan produk ke sejumlah negara seperti Malaysia dan Singapura. Namun sejak krisis moneter 1998 pengirimannya terhenti. 

                \"Kami memilih untuk memperkuat pasar domestik terlebih dulu, sebelum ekspor kembali. Nah pada tahun ini kami berencana untuk mengekspor ke Asia Tenggara. Standar internasional yang sudah diterapkan sejak lama memudahkan kami memasuki pasar internasional,\" katanya kemarin (3/2). Dia menyebutkan, salah satu standar internasional yang harus dimiliki alas kaki seperti kemampuan tekukan atau langkah minimal 100 ribu tekukan.

                Oleh karena itu, pihaknya merasa siap bersaing dengan industri alas kaki di negara-negara lain. Apalagi menjelang pelaksanaan MEA 2015, perlu persiapan yang matang. Vietnam selama ini menjadi pusat industri sepatu yang kuat di Asia Tenggara. \"Kalaupun produk mereka masuk ke Indonesia, kami juga siap bersaing,\" tandas dia.

                Regional Manager wilayah Jatim, Jabar dan Sumatera Lucky Martono menambahkan,  realisasi ekspor ke Asia Tenggara ditagetkan bisa berjalan pada tahun ini. Saat ini, pihaknya masih melakukan penjajakan, seperti dari kondisi market dan jaringan pemasaran. \"Kami masih mempersiapkan itu semua. Kami yakin, dengan harga dan kualitas yang reasonable bakal bisa diterima di negara lain,\" katanya.

                Sementara itu, tahun ini pihaknya menaikkan harga sekitar 10 persen untuk menyesuaikan dengan kenaikan biaya produksi. Komponen terbesar disumbang dari komponen bahan baku impor dan biaya tenaga kerja. Menurut Lucky, melemahnya rupiah berdampak pada kenaikan biaya produksi, terutama bahan baku impor. \"Sebenarnya kami berupaya untuk melakukan subtitusi dengan bahan baku dari lokal, tapi jumlahnya sedikit. Sebab, terkendala pada kualitas yang kami butuhkan,\" katanya.

                Sedangkan terkait komponen upah tenaga kerja yang naik signifikan tiap tahun, menurut dia, telah memberatkan industri padat karya. Dia menilai kenaikan upah seharusnya disesuaikan dengan besaran inflasi. Saat ini Precise memiliki 8.000 tenaga kerja yang 4.000 di antaranya merupakan tenaga kerja tetap, 2.000 tenaga kerja kontrak, dan sisanya musiman.

(res/sof)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: